TAPI ini adalah tanah kami,
Meski duka dan mati tertanam di sini
Ini adalah cerita tentang seorang tamu
Yang tak tahu malu
Meminta belas kasih tuan rumah
Air dan tanah dipersilakan dengan ramah
Tapi tetangga, orang-orang di luar rumah
Mempersilakan tamu untuk mendapat lebih ruah
Orang-orang itu tak sudi menerima tamu
Sodorkan rumah yang lain untuk mereka bertengger
Jangan kau pikir mereka menggeser
Mereka menarik, memaksa, mengancam
Mengambil kehidupan dengan cara paling kejam
Lebih banyak daripada huruf pada lagu dan puisi tentang kelakuan paling kelam
BACA JUGA: Air Mata Palestina, Air Mata Kita
Tapi ini adalah tanah kami,
Meski duka dan mati tertanam di sini
Ini cerita
Tentang tamu yang mengemis meminta belas kasihan
Tamu yang lama kelamaan berkacak pinggang melapor pada dunia
Mereka mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan karena
Tuan rumah tidak memberikan apa yang mereka mau
Tentang tamu yang sekarang tentara
terbang dengan pesawat jet mereka
Menjatuhkan ribuan bom di tanah suci Palestina sang tuan rumah
Mengerat kulit dan daging balita, perempuan, dan orang tua
Membiarkan darah mereka menetes sampai habis
Tapi ini adalah tanah kami,
Meski duka dan mati tertanam di sini
Ini cerita
Tentang ketakutan yang mencekik setiap ganglion otak tentara
Membuat mereka kencing di tempat tidur mereka sendiri
Menembaki kepala busuk teman sendiri
Depresi karena kelakuan mereka sendiri yang di luar nalar manusia
BACA JUGA: Mengapa Semangka Jadi Simbol Perlawanan Palestina?
Wangi lantai al Aqsha memenuhi ruang sujud
Anak-anak bermain di halaman masjid
Berlarian bersama kucing-kucing gemuk
Pemandangan orang-orang tertib beribadah
Dengan pakaian berwarna-warni indah
Itu yang ada di benak kami
Semua ceria mengerikan
Semuanya kembali dan bagi penderita Zionis
Dimanapun mereka berada
Karena ini adalah tanah kami,
Meski duka dan mati tertanam di sini. []
Puisi dari Syair Mirsa