APA artinya di balik fenomena banyaknya sosok ustadz sekarang ini? Apakah benar ada hubungannya dengan tanda akhir zaman?
“Sesungguhnya kalian hidup di zaman yang fuqahanya (ulama) banyak dan penceramahnya sedikit, sedikit yang minta-minta dan banyak yang memberi, beramal pada waktu itu lebih baik dari berilmu. Dan akan datang suatu zaman yang ulamanya sedikit dan penceramahnya banyak, peminta-minta banyak dan yang memberi sedikit, berilmu pada waktu itu lebih baik dari beramal.” (HR. Ath-Thabrani).
BACA JUGA: Harta Haram di Akhir Zaman
Hadits ini cukuplah untuk menunjukkan kepada kita bahwa penceramah agama belum tentu dan bahkan boleh jadi amat sangat jauh dari kualifikasi seorang faqih. Seseorang dapat berceramah secara memukau, meski ia sama sekali tak memiliki kualifikasi sebagai ulama.
Akhir Zaman: di Balik Fenomena banyaknya ‘Ustadz’, Baru Sampai Mubaligh
Dan di akhir zaman, akan semakin banyak yang demikian itu. Disebut ustadz, tetapi sesungguhnya ia hanya patut digelari sebagai penceramah. Ingin rasanya menjadi seorang yang memiliki kedalaman ilmu dien, tapi rasanya baru berkelayakan menjadi penyampai saja (muballigh).
Memudah-mudahkan menyebut seseorang sebagai ustadz, padahal tak ada kepatutan sedikit pun meski amat pandai bicara, mengingatkan pada sebuah hadits. Inilah masa ketika pembicaraan dibuka sehingga setiap orang dapat berbicara tentang apa saja, bahkan mengenai perkara yang ia tak memiliki ilmunya sedikit pun.
BACA JUGA: Waktu Kedatangan Al-Mahdi di Akhir Zaman
“Di antara (tanda) dekatnya hari kiamat adalah dimuliakannya orang-orang yang buruk, dihinakannya orang-orang yang terpilih (shalih), dibuka perkataan dan dikunci amal, dan dibacakan Al-Matsnah di suatu kaum. Tidak ada pada mereka yang berani mengingkari (kesalahannya)”. Dikatakan: “Apakah Al-Matsnah itu ? beliau menjawab: “Semua yang dijadikan panduan selain kitabullah ‘Azza wa Jalla.” (HR. Al-Hakim).
Akhir Zaman: di Balik Fenomena banyaknya ‘Ustadz’, Perkataan yang Tidak Memiliki Dasar Agama
Sebagian di antara makna al-matsnah adalah perkataan-perkataan atau literatur yang tidak memiliki dasar dalam agama, atau sesuatu yang seakan berasal dari agama, tetapi lebih merupakan perkataan-perkataan orang dalam satu kelompok, tetapi perkataan itu ditempatkan lebih tinggi daripada nash agama. Wallahu a’lam bish-shawab. []