SEBAGAI seorang muslim kita diperintahkan untuk menjadi pribadi yang baik sesuai yang Allah perintahkan. Tapi ternyata ada tiga tanda kebaikan seorang hamba yang harus kita ketahui.
Sebagaimana orang bijak yang berkata,
“Apabila Allah menghendaki kebaikan pada hamba-Nya, Allah akan memahamkan tentang agama, Allah akan
menjadikan zuhud pada kehidupan dunia, Allah akan menjadikan sadar akar kekurangan dirinya.”
BACA JUGA: Mengingat Kebaikan, Saling Memaafkan Serta Melupakan Kesalahan, Demi Kebersihan Hati
Lantas apakah di antara kita mendapatkan tanda demikian? Simak penjelasannya:
1. Tanda Kebaikan Seorang Hamba: Allah Memahamkan Tentang Agama
Saat ini banyak sekali orang muslim yang bangga akan ilmu dunianya. Padahal ada ilmu yang sangat penting yang harus diketahui, yaitu ilmu agama.
Lalu dengan segala gemerlap dunia, ilmu agama dianggap kurang penting dan sering kali menyepelekan ilmu agama.
Ketika seseorang mendapatkan ilmu agama, ia sering kali kurang nyaman dan merasa digurui.
Padahal itu adalah bentuk kasih sayang Allah kepadanya. Allah memberikan nikmat ilmu kepada kita. Dan ketika kita memahaminya, maka itu sebagai tanda kebaikan seorang hamba.
Kita juga harus tahu bahwa hidup ini butuh arah dan sandaran, maka bila tidak dijadikan agama sebagai penuntunnya manusia akan salah arah dan hampa.
Itulah yang menjadi keistimewaan orang yang mau menerima dan memahami ilmu agama, karena tidak semua orang mau mendalaminya.
Hanya mereka yang sabar, taat dan ikhlaslah yang Allah pahamkan. Itulah tanda kebaikan seorang hamba.
Maka berbahagialah dan jangan engkau sia-siakan atau berbalik arah,
“Barang siapa yang Allah inginkan kebaikan padanya, Allah akan faqihkan ia dalam masalah agama (ini).” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
https://www.youtube.com/watch?v=H8x5r3N8xh0
2. Tanda Kebaikan Seorang Hamba: Allah Menjadikan Zuhud Terhadap Kehidupan
Zuhud yaitu upaya seorang hamba untuk mengalihkan perhatian jauh dari dunia. Biasanya ia lebih fokus kepada hal-hal yang mengantarkan kepada akhirat.
Bisa dikatakan juga orang-orang zuhud ini menjadikan Allah sebagai prioritas dibandingkan dunia.
Maka seorang muslim hendaknya menjadikan ini sebagai gambaran, betapa pentingnya menjadikan Allah sebagai prioritas.
Karena bila seorang muslim salah prioritas, maka ia akan salah acuan, salah tujuan bahkan lalai dari perintah Allah SWT.
Tentu ini bukanlah hal yang mudah, maka hanya seorang hamba yang bertakwa kepada-Nyalah yang bisa mendapatkan tanda kebaikan seorang hamba.
Mudah-mudahan kita termasuk dari orang-orang yang zuhud, yaitu yang senantiasa menyibukkan diri di jalan Allah SWT dan hanya bergantung kepada-Nya.
Sebagaimana perkataan Ibu ‘Ajibah,
“Zuhud adalah terbebasnya hati dari ketergantungan selain kepada Allah SWT.”
BACA JUGA: Inilah Kebaikan-kebaikan Abu Bakar As-Siddiq yang Mengaggumkan!
3. Tanda Kebaikan Seorang Hamba: Allah Menjadikan Sadar Akar Kekurangan
Tidak semua muslim menyadari kekurangan dirinya dan sering kali terfokus hanya pada kelebihannya.
Padahal ini merupakan hal yang penting juga di dalam Islam. Yaitu hendaknya seorang hamba menyadari kekurangan dan berintrospeksi diri.
Karena sebagai seorang hamba, pastilah kita tidak sempurna. Bahkan Buya Hamka pernah berkata bahwa jika kita membanggakan diri, itu adalah tanda akal yang lemah, jahil dan bodoh. Bahkan beliau berkata,
“Tidak ada cacat lebih rendah dari itu.”
Maka Allah jadikan hamba-hambanya sadar akan kekurangan, sadar bahwa diri ini ada batasnya dan pernah melakukan salah.
Tapi bila diri seorang muslim telah disibukkan dengan dunia dan pujian, maka sering kali cepat merasa hebat dan lupa bahwa kita semua adalah orang yang punya kekurangan.
Karena tidak semua mampu menjalaninya, maka jelas ini merupakan hal yang istimewa dan tidak mudah. Maka Allah beri tanda kebaikan pada seorang hamba.
Mudah-mudahan bisa menjadi hamba yang mau selalu bercermin, yaitu melihat bahwa kita punya kekurangan dan kita tidaklah sempurna.
Itulah tiga tanda kebaikan seorang hamba, semoga kita termasuk di antaranya dan berupaya untuk bisa ada di antaranya karena Allah SWT.
Karena tidak ada kebaikan yang lebih baik dari ketaatan kita kepada-Nya, yaitu mengharap ridha-Nya semata.
Teruslah menjadi orang yang melakukan amal kebaikan, meski diri tidak sempurna.
SUMBER: Nasha ‘ih al-‘ibad fi Bayani Alfahzi al-Munabbihat’ala Isti’dad Li Yaum al-Ma’ad | Oleh: Syekh Nawawi al-batani | Penerjemah: Fuad Saifudin Nur | WALIPUSTAKA | 2016