NABI Muhammad dilahirkan di tengah kabilah besar, Bani Hasyim di kota Makkah pada pagi hari Senin, 12 Rabi’ul Awwal ketika terjadi tragedi pasukan bergajah. Atau empat puluh tahun dari berlalunya kekuasaan Kisra Anusyirwan juga bertepatan dengan tanggal 20 atau 22 April tahun 571 M.
BACA JUGA: Cinta Nabi pada Anak Perempuannya
Ibnu Sa’ad meriwayatkan bahwa Aminah, ibunda Rasulullah pernah menceritakan, “Ketika aku melahirkannya, dari farajku keluarlah cahaya yang karenanya istana-istana negeri Syam tersinari.”
Sedangkan ath-Thabari meriwayatkan, “telah terjadi tanda-tanda awal yang menunjukkan akan diutusnya nabi ketika kelahiran beliau, di antaranya: Jatuhnya empat belas beranda kekaisaran Persia, Padamnya api yang biasa disembah oleh kaum Majusi dan robohnya gereja-gereja di sekitar danau Sawah setelah airnya menyusut.
BACA JUGA: Ketika Nabi Berselisih dengan Pria Penjual Unta
Setelah beliau dilahirkan, ibundanya mengirim utusan ke kakeknya, Abdul Muthalib untuk memberitahukan kepadanya berita gembira kelahiran cucunya tersebut. Kakeknya langsung datang dengan suka cita dan memboyong cucunya tersebut ke Ka’bah. Di sana ia berdoa dan bersyukur atas kelahiran cucunya tersebut kemudian memberinya nama Muhammad. []
Sumber: Sirah Nabawiyah Perjalanan Hidup Rasul yang Agung/ Penulis: Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri/ Penerbit: Darul Haq/ November,2016