SERINGKALI kita mendengar kata-kata; semoga berkah dalam keseharian kita. Pun kita jadi terbiasa berkata-kata semoga berkah. Lalu berkah itu sendiri apa? Dan apakah tandanya kehidupan kita sudah berkah dan atau diberkahi Allah?
BERKAH berasal dari bahasa Arab, yakni barokah, artinya nikmat. Dalam istilah lain berkah adalah mubarak, dan tabaruk yang berarti nikmat.
Menurut Imam Al-Ghazali istilah, berkah (barokah) artinya “bertambahnya kebaikan”. Sementara para ulama juga menjelaskan makna berkah sebagai segala sesuatu yang banyak dan melimpah, mencakup berkah-berkah material dan spiritual, seperti keamanan, ketenangan, kesehatan, harta, anak, dan usia.
Dalam keseharian, kita acapkali mendengar kata “semoga berkah”, bermaksud mencari kebaikan atau tambahan kebaikan, baik kebaikan berupa bertambahnya harta, rezeki, maupun berupa kesehatan, ilmu, dan amal kebaikan (pahala).
Dalam Al-Qur`an kata berkah (barakah) hadir dengan beberapa makna, di antaranya: kelanggengan kebaikan, banyak, dan bertambahnya kebaikan. Al-Quran sendiri merupakan berkah bagi manusia sebagaimana firman-Nya:
“Ini (Al-Quran) adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu, penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya orang-orang yang mempunyai pikiran mendapatkan pelajaran.” (QS. Shaad: 29).
Sementara berkah atau barakah dalam arti yang luas menyangkut masyarakat atau kaum bermakna sebagai kebaikan, keselamatan, dan kesejahteraan bagi seluruh kaum dalam suatu wilayah. Hal ini tercantum dalam ayatAl Quran:
“Jika sekiranya penduduk negeri-negeri itu beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi.” (QS. Al-A’raf: 96).
Setidaknya dari kedua ayat tersebut dapat kita pahami bahwa sumber dan Al Quran adalah keberkahan bagi orang-orang yang beriman dan keberkahan itu datangnya dari Allah Swt. Sementara syarat untuk datangnya berkah dari Allah adalah dengan beriman dan bertakwa. Ini berlaku baik secara individu maupun bermasyarakat (jama’i) sehingga keberkahan dapat kita rasakan sebagai pribadi muslim maupun dalam kontek kehidupan bermasyarakat.
Sebagai pribadi, keberkahan dapat kita rasakan misalnya dengan mendaptkan hidup yang tenang, bahagia, sehat, rezeki yang cukup, anak shalih shalihah, tetangga yang baik dan sebagainya. Dalam konteks hidup bermasyarakat keberkahan itu seperti lingkungan aman, damai, tidak ada bencana, bahan makanan yang melimpah dan murah dan sebagainya.
Lalu bagaimana ciri orang yang merasakan hidupnya penuh berkah? Kita kembali mengacu pada Al Quran maupun hadits Rasulullah Saw. Ada beberapa indikator orang-orang yang mendapat berkah dalam hidupnya sesuai dengan kriteria Al Quran antara lain:
Merasa nikmat dalam beramal shaleh (Al-An’am 6 : 125)
Konsisten (istiqamah) dalam kebaikan (QS. Ali Imran 3:101)
Merasakan kerinduan kepada Allah (QS. Al-Anfal 8 : 2-3)
Pandai menggunakan indra, akal dan fitrah untuk memilih yang terbaik (QS. An-Nahl:78)
Pandai bersyukur (QS. Ibrahim 14:7, QS. Luqman 31:12)
Selalu Shabar menghadapi ujian (QS. Ali Imran 3:200)
Sabar menghadapi penderitaan, sabar dalam menggapai kesuksesan, sabar dalam menyampaikan kebenaran, sabar dalam beribadah, dan sabar menghadapi berbagai karakter orang.
Setidaknya jika kita dapat merasakan indikator tersebut maka secara pribadi atau individu boleh disebut hidupnya penuh keberkahan.
Namun demikian setiap pribadi tentu akan merasakan keberkahan hidupnya yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya.
Meski demikian acuannya tetap sama yakni beriman dan bertakwa sehingga orang yang hidup gelimang harta dan serba kecukupan hidupnya belum tentu berkah selama dia tidak beriman dan bertakwa. Wallahu’alam. []
Sumber: Percikan Iman.