DALAM kehidupan ini, tentu saja pinjam-meminjam adalah sesuatu yang lumrah. Termasuk juga urusan utang-piutang. Dalam kapasitasnya masing-masing, kita semua sepertinya pernah berutang, secara material tentu saja kepada orang lain. Jarang-jarang orang tidak punya utang soalnya.
Satu hal yang paling penting untuk diperhatikan jika kita ingin terbebas dari utang, adalah niat kuat kita untuk mau membayar utang kita, apapun yang terjadi, bagaimanapun caranya. Karena yang namanya sudah kewajiban, maka sedapat mungkin kita lunasi.
Jika kita punya utang dan punya perasaan tidak enak belum melunasi utang, nah, itu merupakan tanda yang baik. Artinya kita merasa ingin segera melunasi utang Anda. Karena banyak juga lho yang tidak punya itikad baik untuk segera melunasi utang. Dengan alasan kondisi keuangan sedang kurang baik lah, terpakai untuk ini itu lah, dan lainnya. Baik itu alasan yang memang benar, maupun alasan yang dibuat-buat supaya benar. Jangankan merasa tidak enak karena punya utang, merasa punya utang pun tidak.
Dengan adanya itikad yang kuat untuk melunasi utang, maka kita akan terpacu untuk bisa mengelola keuangan kita lebih baik lagi, dan bukannya mencari kambing hitam agar bisa menunda atau mengurangi pembayaran utang kita.
Tentunya tidak perlu memaksakan diri menunggu dapat rezeki lebih dan langsung melunasi utang seluruhnya. Ingatlah, jika kita ingkari janji kepada orang yang sudah meminjami uang kepada kita, itu sama saja dengan mengkhianati kepercayaannya. Kalau belum memungkinkan, coba buat saja komitmen untuk membayar utang tersebut secara bertahap alias diangsur. Atau paling tidak, ada komunikasi.
Misalnya, Anda punya komitmen untuk mencicil Rp 200 ribu setiap bulan. Maka dalam waktu 14 bulan, utang Anda sudah lunas. Percayalah, walaupun sedikit demi sedikit mengangsur, hal ini akan lebih baik bagi Anda dan peminjam, daripada mencari cara untuk bisa melunasinya dengan cepat, tapi tidak juga dijalankan. Bagi peminjam, angsuran merupakan kepastian, sehingga hal ini bisa menjaga hubungan baik diantara Anda berdua.
Ingat, pembayaran cicilan utang itu lebih prioritas daripada memenuhi biaya hidup yang lebih banyak bersifat keinginan daripada kebutuhan. Agar tidak merasa terlalu berat membayar utang Rp 200ribu padahal penghasilan cuma Rp 2 juta misalnya, potong penghasilannya di awal. Sebelum dipakai untuk yang lain, potong dulu untuk bayar utang, anggap saja penghasilan Anda hanya Rp 1,8 juta.
Mumpung ini lagi tanggal-tanggal gajian, yuk sisihkan penghasilan kita untuk bayar utang. []