SEBELUM Nabi shalallahu alaihi wasallam mulai menyebarluaskan firman Allah, ada banyak orang Arab yang lebih menyukai mempunyai anak laki-laki dibandingkan anak perempuan.
Orang Arab jahiliyah berpikir bahwa anak-anak yang kuat bisa bekerja keras sehingga bisa memberi manfaat besar bagi orang tua dan keluarga mereka. Mereka menganggap anak perempuan lemah dan hanya menjadi beban untuk keluarga.
BACA JUGA: Wasiat-wasiat Nabi pada Sang Putri
Banyak lelaki Arab saat itu menganggap anak perempuan tidak berguna. Bahkan mereka sangat marah jika seorang anak perempunan dilahirkan dan tak segan menguburnya hidup-hidup.
Namun, ada seorang lelaki lain. Lelaki ini adalah pemuja berhala seperti semua orang Arab sebelum Nabi datang dan menunjukkan jalan Islam kepada mereka. Sebelum menjadi seorang Muslim, orang Arab ini memiliki seorang gadis kecil yang manis dan ia sering mengecup keningnya. Kapan pun ayahnya memanggil, gadis kecil ini berlari menghampirinya selalu siap menunjukkan cintanya.
Suatu hari si lelaki itu memanggil anak perempuan itu dan tentu saja dia berlari pada ayahnya. Si ayah mengajaknya berjalan-jalan dan gadis kecil itu melompat-lompat dengan senang hati. Dia tidak pernah berpikir bahwa takdir yang mengerikan menunggunya.
Tak lama kemudian sang ayah dan putrinya sampai di sebuah sumur. Tiba-tiba tanpa peringatan, si lelaki itu mencengkeram anak perempuan kecilnya itu,mengangkatnya dan menjatuhkannya ke dalam sumur. Gadis kecil itu sangat ketakutan dan berteriak, “Ayah oh ayah…”
Tapi sang ayah menolak untuk mendengarkan permintaannya dan teriaknnya. Sebagai gantinya dia melemparkan tanah ke sumur untuk menguburkan putrinya dan kemudian dia pulang ke rumah. Anak kecil perempuan itu meninggal.
Itu adalah cerita yang menyedihkan. Sang ayah seumur hidupnya penuh dengan penyesalan dan kesalahan karena pembunuhan mengerikan yang telah dilakukannya itu. Ayah si gadis harus menanggung kesalahannya selama sisa hidupnya.
Tentu saja Nabi sangat terkejut saat mendengar apa yang telah dilakukan si ayah tersebut. Hatinya sakit karena kesedihan.
BACA JUGA: Empat Pelajaran dari Kehidupan Istri Nabi Khadijah
Air mata mengalir di matanya hingga membasahi janggutnya.
Saat para sahabat melihat Nabi menangis seperti itu, mereka menjadi sangat tidak bahagia dan merasakan mata mereka, juga penuh dengan air mata.
Bagaimanapun juga, mereka tahu benar bahwa Nabi menumpahkan begitu banyak air mata untuk gadis kecil malang yang telah meninggal dengan kematian yang mengerikan itu.
Karena seandainya dia tidak mengajarkan umatnya bahwa mereka seharusnya mencintai anak-anaknya sendiri baik itu laki-laki perempuan. Dan bukankah Nabi adalah teman terhebat yang pernah dimiliki anak-anak dunia? []