SETELAH Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam mendapatkan wahyu dari Allah dan keputusan final antara beliau dengan kaum Najran dan beliau diperintahkan untuk melaknat apabila mereka menolak ajakan beliau, maka beliaupun menantang mereka untuk melakukan adu laknat (saling melaknat).
Orang-orang Kristen berkata kepada Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam, “Wahai Abu Al-Qasim, berilah kami waktu jeda untuk memikirkan perkara kami ini. Baru kemudian kami akan datang kepadamu dengan jawaban atas tantanganmu itu.”
BACA JUGA: Para Pemimpin Najran Menyembunyikan Nama Rasulullah dari Kitab Mereka
Setelah itu, mereka pergi dari hadapan Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam dan menemui Al-Aqib, tokoh paling berpengaruh bagi mereka.
Mereka berkata kepada Al-Aqib, “Wahai Abdul Masih, bagaimana pandanganmu?”
Al-Aqib menjawab, “Wahai orang-orang Kristen, kalian telah mengetahui bahwa Muhammad adalah Nabi yang diutus, dan kini ia telah datang kepada kalian dengan membawa jawaban pasti tentang kenabian. Kalian pun telah mengetahui bahwa jika suatu kaum melakukan saling laknat dengan seorang Nabi, maka seluruh orang dewasa yang ada dari kaum tersebut akan mati, dan anak-anaknya tidak akan bisa lahir. Sesungguhnya saling laknat (mubahalah) itu hanya akan memusnahkan kalian, apabila kalian melakukannya. Apabila kalian ingin bertahan dengan tetap memeluk agama kalian, dan mempertahankan pendapat kalian tentang kenabian, berdamailah dengan orang itu (Rasulullah). Sesudah itu, kembalilah kalian ke negeri kalian!”
Maka merekapun pergi menemui Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam dan berkata, “Wahai Abu Al-Qasim, kami memutuskan untuk tidak mengadakan saling laknat denganmu, membiarkanmu memeluk agamamu dan kami pun tetap dalam agama kami. Namun demikian utuslah kepada kami salah seorang sahabatmu yang engkau rekomendasikan untuk kami agar ia memutuskan perkara-perkara yang kami berselisih dalam kekayaan kami. Sesungguhnya kalian diridhai di sisi kami.”
Muhammad bin Ja’far berkata: Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Temuilah aku nanti sore, pasti aku akan mengirim orang kuat dan tepercaya bersama kalian.”
Umar bin Khaththab menceritakan, “Aku tidak pernah berobsesi untuk mendapatkan posisi kecuali posisi yang Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam sebutkan saat itu. Aku demikian berharap kiranya akulah orang yang akan diutus oleh Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam. Kemudian aku segera berangkat untuk shalat Zhuhur. Ketika Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wa Sallam shalat Zhuhur bersama kami, beliau mengucapkan salam, dan beliau menoleh ke kanan dan ke kiri. Aku tampakkan diriku, agar bisa terlihat Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam tapi beliau terus mencari-cari seseorang, hingga beliau melihat Abu Ubaidah bin Al-Jarrah. Ketika itulah, beliau bersabda, “Wahai Abu Ubaidah, pergilah bersama orang-orang Kristen lalu putuskan secara adil apa saja yang mereka perselisihkan!”
Umar bin Khaththab melanjutkan, “Maka berangkatlah Abu Ubaidah bin Al-Jarrah bersama dengan delegasi Kristen Najran tersebut.”
BACA JUGA: Dia Seorang Nabi dan Namanya Tertera dalam Kitab Kita
Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:
وَمَا مِنْ إِلَٰهٍ إِلَّا اللَّهُ ۚ وَإِنَّ اللَّهَ لَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ…
فَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ بِالْمُفْسِدِينَ
قُلْ يَا أَهْلَ الْكِتَابِ تَعَالَوْا إِلَىٰ كَلِمَةٍ سَوَاءٍ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ أَلَّا نَعْبُدَ إِلَّا اللَّهَ وَلَا نُشْرِكَ بِهِ شَيْئًا وَلَا يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ ۚ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُولُوا اشْهَدُوا بِأَنَّا مُسْلِمُونَ
“…Dan tak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Allah; dan sesungguhnya Allah, Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Kemudian jika mereka berpaling (dari kebenaran), maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui orang-orang yang berbuat kerusakan. Katakanlah: “Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatu pun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: “Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah).” (QS. Ali Imran: 62-64). []
Referensi: Sirah Nabawiyah perjalanan lengkap Kehidupan Rasulullah/ Asy Syaikh Al Muhaddits Muhammad Nashiruddin Al Albani/ Akbar Media