SEMUA kaum Muslimin mencintai Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam, tak terkecuali seorang budak sekali pun. Ialah Tsauban, salah satu budak Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam yang begitu mencintai beliau, bahkan tak mau lepas dari beliau. Tak sabar ia untuk cepat-cepat menatap wajah Nabi bila sewaktu-waktu terpisah dari Nabi.
Pada suatu hari, Tsauban datang menghadap Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam dengan raut muka yang berkusut, tubuhnya kurus kering kerontang dan terlihat sekali kesedihan di wajahnya.
Melihat perubahan pada diri pelayannya itu, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bertanya kepada Tsauban, “Wahai Tsauban, apakah yang terjadi pada dirimu?”
BACA JUGA: 6 Tata Cara Makan Rasulullah
“Tidak apa-apa, Rasulullah,” jawab Tsauban.
“Apakah engkau sakit?” tanya Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam.
“Aku tidak sakit, hanya saja jika aku tidak melihatmu, aku kesepian. Kemudian jika teringat akhirat, aku takut tidak dapat berjumpa denganmu lagi. Sebab jika kau di angkat ke Surga tertinggi beserta para Nabi, lalu dimanakah aku dibanding tempatmu? Dan jika aku tidak masuk Surga, niscaya aku tidak dapat melihatmu lagi. Lalu, bagaimana dengan nasibku kelak di akhirat?” Ucap Tsauban, mencoba menjelaskan apa yang ia alami.
Sesaat setelah sahabat yang bernama Tsauban ini menyampaikan keluh kesahnya, Allah SWT menurunkan wahyu kepada Rasullullah Shalallahu ‘alaihi wasallam.
BACA JUGA: Saat Nabi Wafat, Tsauban Berdoa agar Matanya Dibutakan
Allah SWT berfirman, “Dan siapa yang mentaati Allah dan Rasul-Nya, mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang di anugerahi nikmat oleh Allah, yaitu para Nabi, para shiddiqin, para syuhada, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.” (Q.S. An Nisa, 4: 69)
Setelah menyampaikan ayat 69 dari surat An Nisa ini, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda kepada para sabahatnya, “Siapa bershalawat kepadaku di pagi hari sebanyak 10 kali dan 10 kali di petang harinya, maka ia pasti diselamatkan dari goncangan besar yang mengejutkan dihari Kiamat, dan ia berkumpul dengan para Nabi dan shiddiqin yang telah diberi nikmat oleh Allah SWT.” []
Sumber: Bilik-Bilik Cinta Muhammad, Kisah Sehari-Hari Rumah Tangga Nabi/Karya: Nizar Abazhah/Penerbit: Zaman