TANAMLAH dirimu dalam tanah kerendahan, Karena tiap sesuatu yang tumbuh tapi tidak ditanam maka tidak akan sempurna hasil buahnya. Salah satu sifat Rasulullah SAW yang perlu kita teladani adalah ketawadhuan atau kerendahan hati beliau.
Tiada Satupun dari sifat-sifat Rasulullah SAW kecuali kemuliaan, sehingga tidak ada alasan bagi kita untuk tidak meneladaninya. Pohon yang akarnya Menghujam ke dalam tanah akan berdiri kokoh dan kuat. Jikalau dihempas angin bahkan diterjang badai sekalipun ia akan tetap berdiri.
BACA JUGA: 3 Keutamaan Tawadhu’
Iya tidak hanya menjadi kokoh untuk dirinya sendiri tapi karena akarnya kuat ke dalam bumi maka ia pun menjadi tumbuh rimbun dan menjadi tempat berteduh makhluk lainnya. Ia menjadi tempat bersarang yang nyaman bagi burung burung berdaun lebat berbuah manis manusiapun nyaman berada di dekatnya.
Inilah perumpamaan mengenai orang yang berhasil menanamkan dirinya pada bumi ketawadhuan. Orang yang tawadhu akan ajeg dan mantap hidupnya. Iya sudah kuat sejak dari hatinya. Ia sudah mantap sejak dari jiwanya.
Pribadinya Kokoh sejak sebelum bergabung dengan lingkungannya titik karena apa? Karena ia memiliki kerendahan hati, ia tak memerlukan Sanjungan dan pujian orang lain, meski jabatan tinggi dimilikinya, harta kekayaan yang berlimpah ada di rumahnya gelar berderet di depan dan belakang namanya.
Orang yang tawadhu memiliki pembawaan yang tenang, disebabkan ketenangan hati yang memancar menyinari setiap tutur kata dan perilakunya. Ia tidak akan sibuk mencari penghargaan orang lain.
Sebaliknya, ia justru akan sibuk menghargai keadaan orang lain, bagaimanapun keadaan orang itu. Orang yang tawadhu cenderung lebih mudah diterima masyarakat karena apapun pasti menyukai orang yang rendah hati titik siapapun yang berada di dekatnya akan merasa aman dan nyaman karena orang yang tawadhu itu terampil menjaga hatinya ucapannya dan perbuatannya.
Tutur kata dan tindak tanduknya jauh dari menyakiti orang lain. Akibatnya, orang yang tawadhu akan lebih mudah bertambah teman bahkan sahabat mudah menjalin silaturahmi. Dan pada waktu yang sama ia akan sangat jarang mengundang orang untuk bermusuh dengannya.
Masya Allah sungguh ini sungguh indah buah dari sikap tawadhu. Besar sekali hikmah dari sifat tawadhu. Selain disukai Allah SWT dan rasulnya juga tentunya disukai oleh manusia.
Allah SWT berfirman,
“Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang itu(ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan.” (QS. Al-furqon: 63)
Tawadhu atau rendah hati bukanlah wujud kelemahan seseorang melainkan justru bukti kekuatan. Seseorang yang memiliki ketawadhuan sama sekali tidak menjadikan dirinya rendah dan lemah. seorang yang pemaaf adalah hakikat nya sosok yang memiliki kekuatan besar di dalam dirinya sehingga ia bisa mengalahkan bisikan syaitan yang mengajaknya untuk marah dan dendam.
Seorang yang hidup secara sederhana padahal Ia mampu untuk bermewah-mewahan justru adalah orang yang hakikatnya nya kaya raya Karena ia memiliki kekayaan hati yang menghindarkannya dari kemubaziran.
Lihatlah sosok manusia paling mulia Kekasih Allah SWT Rasulullah SAW beliau adalah sosok pemaaf yang ketika pribadinya dihina dan disakiti seperti apapun beliau senantiasa memaafkan dan mendoakan pelakunya supaya bertaubat dan mendapat Hidayah.
Beliau tinggal di rumah yang sederhana padahal posisinya lebih agung dari para Kaisar dan raja. Beliau menjahit sendiri sandalnya dan tak pernah segan membantu pekerjaan istrinya di rumah Masya Allah. Rasulullah SAW bersabda, “sedekah tidak mengurangi harta titik tidaklah Allah menambahkan kepada seorang hamba sifat pemaaf melainkan akan semakin memuliakan dirinya. Dan juga tidaklah seseorang memiliki sifat tawadhu (rendah hati) karena Allah melainkan Allah akan meninggikan nya.” (HR. Muslim)
Demikianlah ciri dari pribadi yang mulia sejati. Pribadi tawadu Mulia tanpa meminta dimuliakan, terhormat tanpa meminta untuk dihormati karena Allah SWT yang memuliakannya dihadapan makhluk-makhluknya. Imam Asy Syafi’i ra pernah menasehatkan, “orang yang paling tinggi kedudukannya adalah orang yang tidak pernah menampakan kedudukannya. Dan orang yang paling mulia adalah orang yang tidak pernah menampakan kemuliaan-nya.”
Orang yang rendah hati memiliki pembawaan yang tenang disebabkan ketenangan hati yang memancar menyinari setiap tutur kata dan perilakunya. Ia tidak akan sibuk mencari penghargaan orang lain.
Sebaliknya, ia justru akan sibuk menghargai keadaan orang lain bagaimanapun keadaannya. Inilah karakter baik yang penting untuk kita miliki. Lawan dari tawadhu adalah takabur atau sombong. Ini adalah sifat yang sangat berbahaya. Sesuai Hadis Rasulullah SAW bahwa ciri orang yang sombong itu ada 2, “menolak kebenaran dan merendahkan orang lain.” (HR. Muslim)
Orang yang sombong adalah orang yang tidak suka pada hal-hal yang terkait dengan ilmu agama tidak suka mendengar nasihat, tidak mau menerima kebenaran, gengsi jika dikoreksi, dan anti terhadap kritik.
Orang yang sombong pun selalu melihat orang lain lebih rendah dari dirinya. Oleh karena itu Bagi siapapun yang mendambakan punya karakter yang baik, milikilah ketawadhuan dan jauhilah kesombongan.
Langkah untuk menjadi orang yang tawadhu cobalah untuk memandang orang lain dari sisi kelebihan dan keunggulannya. Jikalau melihat anak kecil, maka pandanglah ia sebagai sosok yang dosanya masih sedikit dan jika melihat orang yang lebih tua maka pandanglah ia sebagai orang yang punya pahala lebih banyak dari kita.
Jika melihat orang yang melakukan perbuatan dosa, maka pandanglah Ah boleh jadi Ia meluk melakukan karena belum tahu ilmunya melihat seorang non-muslim maka pandanglah dengan pandangan boleh jadi esok atau lusa Allah SWT memudahkan Hidayah baginya sehingga menjadi seorang muslim yang taat dan lebih baik daripada kita.
Semakin kita tidak merendahkan orang lain semakin kita tidak memerlukan orang lain mengangkat kita, maka hidup kita akan nyaman. Dan bila kita merasa nyaman maka orang lain pun akan nyaman bersama kita titik orang yang rendah hati akan sangat cepat mendapatkan kondisi yang lebih baik dari waktu ke waktu baik berkenaan dengan pribadinya, pekerjaannya, ataupun urusan lainnya.
Mengapa? Karena ia selalu senang mendengarkan nasihat masukan, bahkan hingga kritikan. Ia tidak pernah gengsi mengakui kekurangan dan kesalahannya sehingga ia pun bersegera memperbaiki dan melengkapi kekurangannya. Sedangkan orang yang sombong atau dekat sekali dengan kehancuran Iya akan dengan mudah sekali mengalami ketertinggalan.
Karena ia selalu merasa lebih tinggi dan lebih mulia dari orang lain sehingga ia terlena. Orang sombong pun tidak akan bahagia, karena ia selalu cemas dan gelisah mencari-cari penilaian dan pujian manusia.
BACA JUGA: Tanda Kerasnya Hati
Padahal ketawadhuan justru akan mengangkat derajat kemuliaan seseorang baik dihadapan Allah SWT maupun di hadapan makhlukNya.
Tidak ada kenyamanan kecuali dengan kerendahan hati, tidak ada kemuliaan kecuali dengan kerendahan hati titik Semoga kita digolongkan sebagai orang orang tawadhu lillahita’ala. []