TAWAKAL kepada Allah dengan sebenar-benar tawakkal, Al-Mulla Ali Al-Qari berkata : “Hendaknya kalian ketahui secara yakin bahwa tidak ada yang berbuat dalam alam wujud ini kecuali Allah, dan bahwa setiap yang ada, baik mahluk maupun rizki, pemberian atau pelarangan, bahaya atau manfaat, kemiskinan atau kekayaan, sakit atau sehat, hidup atau mati dan segala hal yang disebut sebagai sesuatu yang maujud (ada), semuanya itu adalah dari Allah.”
Dalil Syar’i bahwa tawakal kepada Allah termasuk kunci rizkI Imam Ahmad, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, Ibnu Al-Mubarak, Ibnu Hibban, Al-Hakim, Al-Qudha’i dan Al-Baghawi meriwayatkan dari Umar bin Khaththab Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
لَوْ أَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَوَ كَّلُوْنَ عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ، لَرُزِقْتُم كَمَا تُرْزَقُ الطَّيْرُ، تَغْدُو خِمَاصًا وَتَرُوْحُ بِطَانًا
“Sungguh, seandainya kalian bertawakkal kepada Allah sebenar-benar tawakkal, niscaya kalian akan diberi rizki sebagaimana rizki burung-burung. Mereka berangkat pagi-pagi dalam keadaan lapar, dan pulang sore hari dalam keadaan kenyang.”
Dalam hadits yang mulia ini, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang berbicara dengan wahyu menjelaskan, orang yang bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakkal, niscaya dia akan diberi rizki. Betapa tidak demikian, karena dia telah bertawakkal kepada Dzat Yang Mahahidup, Yang tidak pernah mati. Karena itu, barangsiapa bertawakkal kepadaNya, niscaya Allah akan mencukupinya. Allah berfirman.
وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ ۚ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ ۚ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا
Dan barangsiapa bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki0Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (Ath-Thalaq /65: 3).
Apakah Tawakal itu berarti meninggalkan usaha ?
Sebagian orang mungkin ada yang berkata :”Jika orang yang bertawakkal kepada Allah itu akan diberi rizki, maka kenapa kita harus lelah, berusaha dan mencari penghidupan. Bukankah kita cukup duduk-duduk dan bermalas-malasan, lalu rizki kita datang dari langit ?”
Perkataan itu sungguh menunjukkan kebodohan orang yang mengucapkannya tentang hakikat tawakkal. Nabi kita yang mulia telah menyerupakan orang yang bertawakkal dan diberi rizki itu dengan burung yang pergi di pagi hari untuk mencari rizki dan pulang pada sore hari, padahal burung itu tidak memiliki sandaran apapun, baik perdagangan, pertanian, pabrik atau pekerjaan tertentu.
BACA JUGA: Pengertian Tawakal dan 4 Keutamannya
Ia keluar berbekal tawakkal kepada Allah Yang Mahaesa dan Yang kepadanya tempat bergantung. Dan sungguh para ulama -semoga Allah membalas mereka dengan sebaik-baik kebaikan- telah memperingatkan masalah ini. Di antaranya adalah Imam Ahmad, beliau berkata : “Dalam hadits tersebut tidak ada isyarat yang membolehkan meninggalkan usaha, sebaliknya justru di dalamnya ada isyarat yang menunjukkan perlunya mencari rizki.
Jadi maksud hadits tersebut, bahwa seandainya mereka bertawakkal kepada Allah dalam bepergian, kedatangan dan usaha mereka, dan mereka mengetahui bahwa kebaikan (rizki) itu di TanganNya, tentu mereka tidak akan pulang kecuali dalam keadaan mendapatkan harta dengan selamat, sebagaimana burung-burung tersebut.”
Hidup manusia tidak selalu menyenangkan dan tidak selamanya pula akan berjalan hanya pada kesulitan. Untuk menjalani semua itu dibutuhkan jiwa yang kuat, tidak mudah menyerah dan pantang untuk mundur karena gagal.
kondisi ini sangat diperlukan adanya sifat yang tawakal atau berserah diri pada Allah SWT dengan hati yang ikhlas. tulus tanpa dorongan dan paksaan dari siapapun. Berikut ini adalah manfaat dari sifat berserah diri karena Allah SWT atau tawakal;
Tawakal Kepada Allah: Dijamin Kemudahan Dunia dan Akhirat
Dengan berbekal sifat tawakal maka seseorang dijamin oleh Allah SWT akan selalu diberikan ke jalan kemudahan didunia dan dikhirat berapapun besarnya kesusahan yang sedang dijalaninya.
Firman Allah SWT:
“Barang siapa yang bertawakal kepada allah niscaya dia akan membukakan jalan keluarnya dan dia memberikan rejekinya dari arah yang tidak disangka sangka. dan barang siapa yang bertawakal kepadanya kepada allah niscaya allah akan mencukupkan keperluannya. Sesungguhnya allah melaksanakan tugasnya, sungguh dia telah mengadakan ketentuan bagi setiap.” (Qs, Ath-thalaq:1-2).
Tawakal Kepada Allah: Mudah beradaptasi dengan masalah apapun
Seseorang yang memiliki sifat tawakal akan mudah beradaptasi dengan masalah yang seberat apapun tanpa mudah menangis dan jauh dari prasangka buruk pada allah SWT hanya karena merasa diri tidak berharga. Sifat tawakal dapat membuat seseorang menjadi berhati sabar dan mampu bangkit kembali dari kegagalan.
BACA JUGA: Ciri Orang Sabar, Beriman dan Berakal
Dalam hadist diriwayatkan bahwa:
“Tawakal pada allah adalah sumber pertolongan pada setiap kelicikan dan kejahatan dari musuhmu dan diberikan perlindungan dari apapun bentuk lawanmu.” (Al-majilsi, bihar al-anwar. vol 56 hal 79).
Tawakal Kepada Allah: Tawakal dapat mempertebal iman dan tidak mudah putus asa
Tawakal dapat merubah sifat egois atau mudah menyerah menjadi lebih sabar dan dapat pula mempertebal iman serta membuat seseorang ingin selalu berterimakasih ( bersyukur ) pada allah SWT atas apa yang telah diberikan selama ini. Maka dari itu sebaik baiknya orang yng beriman adalaah yang mempunyai sifat tawakal.
Diriwayatkan dalam hadist bahwa:
“Semangatlah kalian terhadap hal hal yang bermanfaat bagi kaalian dan mohonlah pertolongan kepada allah.” (HR. Muslim 2664).
Apapun yang telah diberikan kepada kita sebaiknya kita syukuri dan hendaknya senantiasa merasa cukup dengan rezeki yang telah dia (allah) berikan. Ketika seseorang selalu merasa cukup dan tawakal maka dengan sendirinya kehidupannya akan mengalami ketenangan dan kesuksesan. Semua itu Karena allah telah mencukupkan rezekinya dari segala arah yang tidak mereka sangka sangka sebelumnya. []
SUMBER: ALMANHAJ | DALAMISLAM