Oleh: Mudji Hartono
(Mahasiswa IKIP Siliwangi, Jurusan BK)
PERPUSTAKAAN adalah tempat koleksi buku dan majalah. Bisa koleksi pribadi. Namun perpustakaan secara umum dikenal sebagai sebuah koleksi besar yang dibiayai dan dikelola oleh kota atau institusi baik pemerintahan atau lembaga pendidikan serta dimanfaatkan oleh masyarakat yang rata-rata tidak mampu membeli sekian banyak buku dengan biaya sendiri.
Para pengunjung di perpustakaan dapat mencari buku yang dibutuhkan, selain dapat dibaca di tempat. Di sini pula buku dapat di pinjam di bawa pulang ke rumah tentu saja setelah melakukan proses administrasi.
Suasana yang nyaman membuat pengunjung betah berlama lama di perpustakaan tentu saja hal ini menuntut kreativitas pengelola perpustakaan untuk menciptakan suasana nyaman. Baik dari posisi ruangan sampai dekorasi ruangan sangat menentuka. Ada perpustakaan yang membuat dekorasi gambar-gambar planet, buah-buahan atau binatang khusus untuk ruangan anak. Hal ini tentu saja menjadi daya tarik pengunjung khususnya anak-anak untuk berkunjung dan betah berlama-lama di perpustakaan.
BACA JUGA: Traveler, Ini Sederet Hal Menarik tentang Perpustakaan Nasional
Dengan seiringnya waktu, perpustakaan yang awalnya hanya tempat meminjam buku bertambah fungsinya menjadi ruang silaturahmi dan diskusi pengunjung. Terkadang mereka membentuk komunitas yang akhirnya punya jadwal yang disepakati untuk berkunjung ke perpustakaan. Bahkan ada perpustakaan daerah yang memanfaatkan tumbuhnya komunitas di sana dengan membuatkan jadwal bahkan memberikan ruang untuk mengadakan kegiatan seperti sharing session yang dapat diikuti tak hanya oleh anggota perpustakaan.
Selain perpustakaan daerah, kini ada Taman Bacaan Masyarakat (TBM) yang didirikan dan dikelola oleh anggota masyarakat yang memiliki kepekaan terhadap dunia literasi. Untuk koleksi buku tentu saja tidak sebanyak perpustakaan. Tetapi secara fungsi masih sama dengan perpustakaan.
Kehadiran TBM sesuai dengan UU RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 26 ayat (4) yang menyebukan bahwa satuan pendidikan nonformal terdiri atas lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat, majelis taklim, serta satuan pendidikan yang sejenis. Program TBM dimulai sejak tahun 1992/1993. Kehadirannya merupakan pembaharuan dari Taman Pustaka Rakyat (TPR) yang didirikan oleh Pendidikan Masyarakat pada tahun 1950-an.
Biasanya TBM lokasinya menyebar tidak hanya di perumahan tapi di daerah pemukiman yang berada di desa. Dengan kehadiran TBM yang semakin banyak menjadi akses masyarakat untuk memeroleh informasi dengan mudah.
Sama seperti di perpustakaan TBM mempunyai fungsi tidak sekedar menyediakan buku-buku bacaan tetapi ada kegiatan produktif berupa keterampilan. Pengelola TBM menyediakan pelatihan berkala bagi masyarakat sekitarnya agar masyarakat mempunyai keterampilan yang menghasilkan produk UMKM seperti produk makanan, pakaian, kerajinan tangan dan lain-lain. Tak hanya diberikan keterampilan yang sifatnya produksi tapi juga masyarakat diajarkan strategi pemasaran.
BACA JUGA: Paviliun Bookworm, Perpustakaan Outdoor Unik di India
Diharapkan dengan adanya pelatihan ini masyarakat berkegiatan dan perekonomiannya meningkat sehingga mampu mengurangi angka pengangguran di masyarakat.
Salah satu daerah yang TBMnya aktif dan berkembang pesat yaitu Kabupaten Bandung Barat. Dengan jumlah 46 TBM yang aktif diharapkan peran serta dalam memajukan ekonomi warga terlebih di masa pandemi seperti sekarang ini demikian harapan Kang Kiki Ginanjar selaku ketua TBM Kabupaten Bandung Barat. Dan alhamdulillah, kini TBM di bawah bimbingan Perpustakaan Kabupaten Bandung Barat, ujar Kang Kiki pula. Kang Kiki juga mempunyai TBM yang bernama TBM Bhina Swakarya di daerah Batujajar Bandung Barat. Aktivitasnya di TBM merupakan sarana berbagi dan beribadah katanya lagi.
Terkait dengan TBM Kang Kiki mempunyai inovasi baru yaitu menggunakan kendaraan pribadinya sebagai mobil literasi untuk menjangkau daerah-daerah pelosok di Bandung Barat. Selain itu, adanya kegiatan rutin bagi para pengelola TBM untuk berdiskusi dan evaluasi agar peran dan fungsinya lebih baik lagi di masyarakat.
Hadirnya TBM di masyarakat seyogyanya bersinergis dengan perpustakaan daerah sehingga tujuan mencerdaskan bangsa dan meliteratkan masyarakat dapat tercipta. []