Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. (QS. Al Isra’ ayat 23).
UWAIS al-Qarni (w. 657M), adalah salah satunya. Penggembala domba asal Qarn, Yaman, ini sangat layak dijadikan model bakti kepada sosok ibu.
Kisahnya berikut mungkin bisa mencerminkan betapa gigihnya Uwais dalam berbakti. Ibu Uwais telah renta, lumpuh pun lagi buta. Sebagai bentuk bakti, Uwais menggendong sang ibu dari Yaman menuju Mekkah untuk tunaikan ibadah haji. Jarak antara Yaman dan Mekkah sekitar empat ratus kilometer, tidak menyurutkan niat Uwais untuk membopong ibunya ke Mekkah.
إِنَّ خَيْرَ التَّابِعِينَ رَجُلٌ يُقَالُ لَهُ أُوَيْسٌ وَلَهُ وَالِدَةٌ وَكَانَ بِهِ بَيَاضٌ فَمُرُوهُ فَلْيَسْتَغْفِرْ لَكُمْ
“Sesungguhnya tabi’in yang terbaik adalah seorang pria yang bernama . Uwais. Ia memiliki seorang ibu dan dulunya berpenyakit kulit (tubuhnya ada putih-putih). Perintahkanlah padanya untuk meminta ampun untuk kalian.” (HR. Muslim no. 2542).
Sudahkah kita mencontoh Uwais? []