Oleh: Haya Aqilah
(Siswi kelas 8 Sekolah Tahfiz Plus Khoiru Ummah Purwakarta Tingkat SMP)
SALAH satu masalah yang dialami para remaja saat ini adalah soal pertemanan. Pertemanan seolah menjadi keutamaan bagi mereka dalam menjalankan aktivitasnya. Yang mereka inginkan dari pertemanan tentunya teman yang setia, yang asik, yang memiliki kesamaan dalam menyukai warna, idola, selera makan, cita-cita, dan masih banyak lagi. Ketika sudah memiliki kecocokan dengan salah satu teman, maka tentulah rasa ingin selalu bersama muncul. Main, makan, olahraga, dan masih banyak lagi aktivitas yang ingin dilakukan bersama.
Yang namanya manusia tentu pernah berbuat salah, tidak mungkin selamanya benar. Ketika dalam pertemanan ada perbedaan dalam pendapat atau perilaku yang tidak disuka, disinilah puncak permasalahan remaja, khususnya remaja perempuan. Ia tidak akan suka jika temannya melakukan hal yang berbeda atau berperilaku yang belum dilakukan namun membuatnya marah dan kesal. Mereka akan berdebat atau saling diam tak bicara sepatah kata pun.
BACA JUGA:Â 5 Hal yang Bikin Orang Iri pada Temannya
Namun pada zaman sekarang yang menjadi pemicu masalah dalam pertemanan disebabkan karena menolak ajakan untuk melakukan hal sia-sia, misal challenge-challenge berbahaya yang sedang viral di media sosial. Atau mengajak pada perbuatan maksiat. Yang menolak akan dijauhkan, dihina, dan diganti dengan teman baru. Tentu saja hal ini membuat perasaan sedih melanda remaja. Terkadang orang yang tidak mau diperlakukan seperti itu akhirnya memilih untuk menerima dan terjerumus, dengan alasan agar tetap memiliki teman.
Padahal, jika kita lihat pada zaman Rasulullah Saw, kita dapat menemukan arti pertemanan/persahabatan yang sesungguhnya. Mengapa para sahabat Rasulullah Saw sangat setia dan tidak menyukai pertengkaran?
Itu karena mereka saling mencintai karena Allah bukan Karena persamaan sifat, perilaku, dan sebagainya. Tapi mereka saling mencintai, menyayangi, mengasihi, dan tolong menolong semata karena agama telah mengajarkan demikian, yaitu Agama Islam.
Islamlah yang telah mempersatukan mereka sampai menjadi sahabat-sahabat dalam balutan iman. Allah SWT berfirman di QS. Al-Anfal ayat 63 :
“Dan Dia (Allah) yang mempersatukan hati mereka (orang yang beriman). Walaupun kamu menginfakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sungguh, Dia Maha Perkasa, Maha Bijaksana.”
Islam pun mengajarkan bahwa cinta dan benci haruslah karena Allah. Maksudnya adalah mencintai dan menyayangi orang yang taat pada Allah dan membenci orang yang melanggar perintah-Nya. Orang yang taat pada Allah pasti Allah akan memberikan surga-Nya, sedangkan orang yang suka bermaksiat Allah akan memberikan Neraka yang pedih. Buktinya para sahabat di zaman Rasulullah masuk surga, karna mereka saling menyayangi karna Allah.
Rasulullah juga pernah bersabda: “Seseorang akan bersama orang yang dicintainya.” (Hadits Anas bin Malik riwayat Ahmad).
Cintai dan sayangilah temanmu yang taat pada Allah, dan yang mengajak pada kebaikan. Karena jika yang kita pilih adalah seorang yang sholih/shalihah maka kita pun akan terbawa oleh amalan amalan baiknya.
Lalu bagaimana jika teman dekat kita yang berbuat baik namun melakukan maksiat? Maka dakwahkanlah. Karna Allah menyukai orang-orang yang mengajak pada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar seperti dalam firman-Nya di QS Ali Imran: 110.
“Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli kitab beriman, tentulah ia lebih baik bagi mereka. Diantara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik.”
Jika ia masih melakukan perbuatan maksiat padahal sudah diberikan nasihat dan peringatan, maka bersabar dan tinggalkan. In sya Allah, Allah akan menggantikannya dengan seorang yang lebih baik lagi, juga do’akan semoga ia bertaubat dan kembali pada cahaya Allah.
BACA JUGA:Â Agar Tak Menyesal Dunia Akhirat, Berhati-hatilah dalam Memilih Teman
Dari pada kita berteman dengan orang yang akan menjerumuskan kita ke dalam neraka tempat tinggal yang terburuk, lebih baik berteman dengan orang yang akan selalu mengingatkan kita pada kebaikan dan akan membawa kita ke surga. Rasulullah dan para sahabat pun selalu mendoakan satu sama lain. Karna mereka ingin kelak kembali bertemu di syurga, jadi tak hanya bersahabat di dunia saja.
Dari Umar bin Al-khattab, ia berkata: “Aku meminta izin kepada Nabi Saw untuk umrah, kemudian beliau memberikan izin kepadaku dan bersabda ” Wahai saudaraku, engkau jangan melupakan kami dalam doamu.” Umar berkata, “Perkataan Nabi itu adalah suatu perkataan yang tidak akan menggembirakan ku jika diganti dengan dunia.” (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi)
Persahabatan yang ada pada zaman Rasulullah Saw patutlah kita tiru, jadikanlah mereka suri tauladan baru, bacalah kisah mereka yang sudah menjadi buku, tak perlu sulit seperti para ulama terdahulu, yang herus dicambuk sebelum mendapatkan ilmu. Itulah arti teman sejati yaitu yang mau menemani perjuanganmu didunia, berjuang melawan hawa nafsu, menolak kenikmatan yang fana, dan berdakwah dengan ikhlas lillahita’ala.
Semua itu dilakukan demi mendapatkan syurga di akhirat kelak bersama-sama.
Sungguh sangatlah indah persahabatan yang dilandasi dengan keimanan. Semoga kita dapat menemukan seorang sahabat yang memiliki satu tujuan yang sama yaitu syurganya Allah. Jadi mulai sekarang, say yes! Untuk teman yang mengajak pada ketaatan. Say no! Untuk teman yang mengajak pada kemaksiatan, jangan terbalik ya. []