SAYA pernah menghitung 2 kali saya diperlakukan tidak adil oleh kehidupan. Keduanya terjadi di SMA. Tertaut pada 2 kisah asmara sohib-sohib berdua. 2 teman yang berbeda.
Pertama, hari Ahad, jam 9.00 pagi, ketua OSIS datang ke rumah. “Yuk takziyah. Itu ortu temen sekelas kita meninggal.” Ini faith a comply, dan saya dengan polos karena niat mulia itu, segera mandi dan 86. Pake angkot nomor 2, dari Simpang kami ke Ampera.
BACA JUGA: Di Masjid
Di rumah duka, kami paling hanya 5 menit. Setelah itu, ketua OSIS mengajak ke Oesman. Deketan pan Oesman ke Ampera. Jalan kaki 3 menit.
Waktu itu saya dibeliin permen Relaxa yang wangi itu. Sumpah, saya jadi doyan banget permen ini, karena setiap kali ada maksud ini, Relaxa adalah bahan sogokan. Di Oesman kan hanya saya hanya kenal Ibu Guru Sosiologi yang selalu cantik, punya anak pengurus OSIS juga, duduk di kelas Fisik. 2 jam di Oesman, ternyata, apa coba, ya gitulah, mereka cuma ngomong-ngomong aja pelan, dengan saya di samping mereka, mungkin kembung oleh 15 atau 20 permen Relaxa. Ga masuk angin juga udah untung. Jelang dhuhur, pulang.
Buat saya, apa coba asyiknya? Ya ga ada. Kecuali menyimak drama-drama itu dan menyimpannya. Tapi…
Ga lama setelah itu, satu bulan kemudian, temen satu kelas Bahasa PDKT sama temen sekelas juga. Saya ga tau juga, kenapa kemudian saya yang selalu diajak ketika si temen deketin temen itu. 2 teman yang berbeda
BACA JUGA: Hati Perempuan
Dia ngajakin dia nonton ke Plaza dan udahnya makan mie ayam Sukowati itu. Saya ya mau aja. Untungnya ya ga ada buat saya. 20 butir Relaxa diganti tunai oleh nonton di Plaza dan Sukowati.
Dua kejadian, satu niat yang sama, dua-duanya ga ada hubungannya dengan saya. Tapi begitulah mungkin hidup ingin mengajari kita lewat hal kecil: kalau kita merasa terlalu berat akan beban yang kita alami, mungkin rasa syukur kita yang masih kurang… []
KATA MUTIARA TENTANG SAHABAT ATAU TEMAN
“Sesungguhnya orang yang senantiasa mengingatkanmu untuk selalu takut kepada Allah adalah teman sejatimu yang lebih berharga dari apa pun di dunia ini.” (Abu Maryam)
Kamu hanya memiliki 2 teman dalam hidup ini. Pertama adalah Allah, dan yang Kedua adalah orang yg selalu mengingatkanmu kepada Allah.
Seorang teman tidak bisa disebut sebagai teman sampai ia diuji dalam tiga keadaan; 1) Pada saat kamu membutuhkannya, 2) Bagaimana sikap yang ia tunjukkan di belakangmu, dan 3) Bagaimana sikapnya setelah kematianmu. – Ali bin Abi Thalib
Bertemanlah dengan orang-orang yang selalu bertaubat atas dosa-dosanya. Karena sungguh mereka adalah orang-orang yang berhati lembut. – Umar bin Khattab
BACA JUGA: Untaian Kata-Kata Mutiara Said Nursi dalam Suratnya kepada Seorang Dokter
Rasulullah pernah ditanya, “Seperti apakah orang yang bisa dijadikan teman baik?”. “Teman yang baik adalah Dia yang membantumu untuk selalu mengingat Allah dan mengingatkanmu ketika kamu melupakan Allah.”, jawab Rasulullah.
“Agama seseorang sesuai dengan agama teman dekatnya. Hendaklah kalian melihat siapakah yang menjadi teman dekatnya.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi)
Temanmu akan menggambarkan siapa kamu dan derajat keimananmu. Maka pilihlah teman secara bijak. “Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang bertakwa.” (Q.S Az-Zukhruf: 67)
Seorang teman sejati adalah, dia yang memberi nasehat ketika melihat kesalahanmu dan dia yang membelamu saat kamu tidak ada. – Ali bin Abi Thalib
Orang yang mau menunjukkan di mana letak kesalahanmu, itulah temanmu yang sesungguhnya. Sedangkan orang-orang yang menyebar omong kosong dengan selalu memujimu, mereka sebenarnya adalah para algojo yang akan membinasakanmu.
BACA JUGA: Sedang Nunggu Jodoh? Yuk Simak, Kata-kata Mutiara dan Nasihat Ini
Orang yang bersedia mengkritikmu, berarti ia peduli tentang persahabatan denganmu. Sementara mereka yang menyembunyikan atau menutup-nutupi kesalahanmu, sesungguhnya mereka tidak peduli apapun tentang kamu. – Ibnu Hazm
Teman yang baik tidak hanya peduli tentang hubungan kamu dengan mereka, Tapi juga peduli tentang bagaimana hubungan kamu dengan Allah.
Jangan menginginkan persahabatan dari orang yang tak menginginkannya darimu. – Ali bin Abi Thalib
Jadikan al-Qur’an sebagai teman terbaikmu, maka ia juga akan menjadi teman terbaikmu kelak di Akhirat. []