MANUSIA terlahir ke dunia telah ditentukan rezekinya masing-masing oleh Allah SWT. Karena itu setiap manusia pasti memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Namun beda halnya dengan orang yang sengaja mencari-cari kemampuan lain yang tak jarang menyalahi syariat, salah satunya adalah tenaga dalam.
Tenaga dalam yang dimaksudkan adalah suatu tenaga – yang konon katanya – tersimpan di dalam diri manusia. Jika dilatih atau dibuka, akan bermanfaat untuk berbagai keperluan. Misalnya, untuk penyembuhan penyakit tanpa obat – hanya dengan tenaga dalam –, pukulan jarak jauh, kekuatan yang lebih dari umumnya manusia, selamat dari serangan jahat orang lain, dan sebagainya.
BACA JUGA: Arti Kekuatan Sebuah Motivasi
Untuk mendapatkan tenaga dalam ini dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan metode yang diajarkan oleh perguruan-perguruan tenaga dalam (berbeda halnya dengan latihan fisik seperti olah raga yang bisa membangkitkan kekuatan tubuh).
Ada tenaga dalam yang diperoleh dengan bid’ah-bid’ah, yaitu segala perkara baru dalam agama. Orang awam banyak yang tidak mengetahui, bahwa seluruh bid’ah merupakan kesesatan dan jalan menuju neraka. Orang awam menyebut ilmu sihir jenis ini dengan ilmu putih.
Ada juga untuk memperolehnya dengan melakukan kemaksiatan yang terang-terangan, seperti membunuh, mencuri, memperkosa, dan lainnya. Orang awam menyebut ilmu sihir jenis ini dengan ilmu hitam.
Untuk mengetahui hukum agama tentang tenaga dalam, kita perlu mengingatkan beberapa hal penting, sehingga masalah ini bisa disikapi dengan tepat, insya Allah.
1.Allah SWT telah menciptakan manusia untuk beribadah kepada-Nya semata dengan Islam sebagai jalannya. Allah SWT telah mengutus Rasul dan menurunkan kitab suci untuk petunjuk bagi manusia. Agama Allah telah sempurna, segala kebaikan telah dijelaskan dan segala keburukan telah diperingatkan. Allah berfirman, artinya:,”Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah. Kuridhai Islam itu jadi agamamu.” (QS. Al Maidah: 3)
Dalam sebuah hadits diriwayatkan dari Al Muthalib bin Hantab, bahwa Rasulullah SAW telah bersabda,”Tidaklah aku tinggalkan sesuatupun dari apa-apa yang telah Allah perintahkan kepada kalian, kecuali aku telah perintahkan kepada kalian. Dan tidaklah aku tinggalkan sesuatupun dari apa-apa yang telah Allah larang kepada kalian, kecuali aku telah melarang kalian darinya.” (HR. Asy Syafi’i secara mursal dalam Sunan-nya 1/14 dan di dalam Ar Risalah, hlm. 87-93, Syarh Ahmad Syakir; Al Baihaqi di dalam Sunan 7/76; Ath Thabrani)
Dengan demikian seorang mukmin tidak perlu mencari jalan kebaikan selain yang telah ditunjukkan oleh Rasulullah SAW. Sedangkan tenaga dalam tidak pernah diajarkan oleh Nabi.
2.Nabi Muhammad SAW adalah manusia paling mulia di sisi Allah SWT, paling berilmu, dan paling takut kepada-Nya. Aisyah radiallahu anha berkata, “Nabi mengerjakan sesuatu, yaitu Beliau memberikan keringanan pada suatu perkara, lalu sekelompok orang menjauhkan diri dari perkara tersebut, kemudian hal itu sampai kepada Nabi, maka Beliau berkhutbah, Beliau memuji Allah, lalu bersabda, “Ada apa gerangan orang-orang menjauhkan diri dari apa yang aku lakukan? Demi Allah, sesungguhnya aku orang yang paling mengenal tentang Allah, dan yang paling takut kepada-Nya,” (HR. Bukhari, no. 6101).
Nabi Muhammad SAW tidak pernah belajar dan mengajarkan ilmu tenaga dalam, maka kita pun jangan melakukannya. Bahkan dalam peperangan Uhud, wajah Beliau terluka. Ini menunjukkan bahwa Beliau SAW tidak memiliki tenaga dalam.
3.Para Sahabat generasi terbaik manusia.Mereka tidak pernah belajar dan mengajarkan tenaga dalam. Umar bin Khaththab wafat dibunuh orang, demikian juga Khalifah bin Affan dan Khaliffah Ali bin Abi Thalib.
Banyak para sahabat mendapatkan luka-luka gugur di medan jihad fii sabilillah, meraih keutamaan syahadah (mati syahid). Ini semua menunjukkan bahwa generasi terbaik umat ini tidak mengenal ilmu sihir tenaga dalam. Maka selayaknya generasi berikutnya juga menjauhi ilmu ini.
BACA JUGA: Kekuatan Sebuah Tahajud dan Doa
4.Para ulama membagi perkara-perkara luar biasa yang terjadi pada manusia menjadi tiga:
Pertama, Mu’jizat yaitu perkara luar biasa yang muncul dari seorang nabi.
Kedua, Karomah yaitu perkara luar biasa yang muncul dari wali Allah, tanpa dipelajari.
Ketiga, Sihir atau istidraj atau ahwaal syaithaniyah (perkara-perkara yang datangnya dari setan), yaitu perkara luar biasa yang muncul dari wali setan dan dapat dipelajari.
Dari penjelasan pada point empat di atas, dapat diambil kesimpulan yang jelas, bahwa ilmu tenaga dalam merupakan perkara luar biasa yang dapat dipelajari, sehingga termasuk sebagai ilmu sihir. [] Wallahu a’lam.
SUMBER: YUFIDIA/ MAJALAH AS-SUNNAH