Oleh: Herman Apriadi
kerjaplusjihad.ha@gmail.com
PERNAH mendengar seseorang berkata semisal judul di atas?
Misalnya seperti dialog ini,
“Sebaiknya kamu segera menghentikan hubunganmu dengannya. Ini tidak baik! Agama kita sudah mewanti-wanti dengan larangan ‘jangan mendekati zina’. Sedangkan aktifitas kalian ini sudah masuk kategori mendekati zina. Jika diteruskanditeruskan, bukan tidak mungkin kalian akan benar-benar terjerumus dalam zina.”
“Astagfirullah … kami tidak akan sampai berbuat begitu. Lagipula aku percaya dia orang yang baik, imannya tergolong kuat. Dan dia sangat menghormatiku. Selama kami bersama, tak sekalipun dia memegang–walau kepalaku yang tertutup jilbab ini. Apalagi menyentuh kulitku. Semisal tanganku. Naudzubillah! InsyaAllah itu takkan terjadi.”
Atau
“Astagfirullah … kami tidak akan sampai berbuat begitu. Lagipula dia itu sangat taat orangnya. Dia sholehah! Jangankan memegang, beradu pandang saja ia langsung memalingkan muka. Apalagi kalau sampai kusentuh, tentu saja dia akan murka. Aku percaya padanya, dia bisa mengendalikanku. Itu takkan terjadi.”
Sekarang mari kita ingat kembali cerita Nabi Yusuf As., Untuk menjaga agar tidak terjerumus ke dalam zina, beliau memilih berlari menjauhi isteri Raja Mesir pada waktu itu, Zulaikha. Yang waktu itu merayu Nabi Yusuf As. untuk melakukan hal yang dipandang Allah keji. Yaitu zina.
Nabi Yusuf As. Berlari menjauhi Ratu Zulaikha bukan lantaran dia tidak cantik. Tetapi karena takut Allah, mempertahankan imannya. Sedangkan Zulaikha adalah wanita yang sangat cantik di masa itu. Karena setan telah menguasai Zulaikha, sampai-sampai ditariklah baju Nabi Yusuf As. hingga sobek. Karena sudah berada dalam pengaruh setan, maka Zulaikha memfitnah Nabi Yusuf. Seolah-olah Nabi Yusuf As. lah yang ingin menodai dirinya. Naidzubillah.
Karena Allah Maha Adil, maka terbebas Nabi Yusuf dari tuduhan itu. Karena antara kenyataan dan yang diceritakan Zulaikha tidaklah sesuai. Ini diketahui bersadarkan sobekan baju yang ada di belakang, bukan depan. Jadi jelas Zulaikha yang menggoda Yusuf.
Di pihak lain–Zulaikha–dia menahan beban karena perbuatannya. Raja yang marah padanya, terutama Allah. Zulaikha pun bertobat. Tapi satu yang tidak bisa hilang. Yaitu rasa malu kepada rakyatnya karena dia seorang ratu yang menginginkan anak angkatnya sendiri, Nabi Yusuf As.
Semua pasti tahu tentang peristiwa para wanita memotong tangannya sendiri namun tidak merasakan perih, karena melihat ketampanan Nabi Yusuf. Peristiwa itu terjadi pada acara kenegaraan yang diselenggarakan oleh ratu Zulaikha.
Wanita-wanita itu semuanya cantik. Semuanya menghendaki Nabi Yusuf. Oleh karena itu Nabi Yusuf meminta dirinya agar dimasukkan ke dalam penjara untuk menghindari wanita-wanita cantik yang menggoda dirinya.
Itulah singkat cerita kisah Nabi Yusuf As. dan Zulaikha yang kita sebagai muslim setidaknya pasti tahu dengan kisah tersebut. Namun ada pelajaran yang sangat berharga yang dapat diambil dari kisah ini.
Pertama Nabi Yusuf As. yang memilih menghindar dari perkara-perkara yang bisa menjerumuskannya ke dalam zina. Beliau lebih memilih resiko diusir dari kerajaan yang serba ada, atau bahkan dibunuh jika tuduhan padanya dibenarkan oleh raja. Itu semua dilakukan demi menyelamatkan imannya. Tidak cukup sampai di situ! Beliau juga lebih memilih penjara yang lembab dan gelap, daripada harus terus berhadapan wanita-wanita cantik yang menggodanya.
Yang terpenting adalah ini!
“Tidak ada manusia di bumi ini yang imannya melebihi iman para Nabi. Dan dia–Yusuf–lebih memilih menghindar. Padahal imannya kuat. Iman seorang Nabi.”
Adalah suatu kesombongan jika laki-laki, apalagi bukan seorang Nabi, yang lebih memilih menghadapi godaan syahwat daripada menghindarinya.
Kedua, Zulaikha yang menggoda Nabi Yusuf As,. Sebagian orang menganggap Zulaikha adalah wanita yang tidak kuat imannya. Bahkan ada yang mengatakan ia seorang pezina. Ini keliru! … Zulaikha adalah wanita beriman. Bahkan ia adalah wanita paling beriman pada masa itu.
Hal ini bisa dilihat dari peristiwa pemotongan tangan. Wanita-wanita yang sebelumnya mencemooh Zulaikha–mereka memotong tangannya sendiri ketika melihat ketampanan Nabi Yusuf As,. Padahal itu baru kali pertama.
Sedangkan Zulaikha adalah Ibu angkat Nabi Yusuf As., yang dari remaja sampai dewasa berada dalam satu istana bersama dengannya. Duduknya; berdirinya; tidurnya. Sebagian besar aktifitas anak angkatnya itu ia ketahui. Namun tidak sampai terjadi sesuatu seperti halnya wanita-wanita yang memotong tangan sendiri. Inilah bukti Zulaikha memiliki iman terkuat pada saat itu.
Yang terpenting adalah ini,
“Zulaikha adalah wanita paling beriman di masa itu. Dan dia akhirnya tergoda juga dengan ketampanan Nabi Yusuf As.”
Adalah suatu kesombongan, jika seorang wanita, apalagi dia bukan wanita yang paling beriman di antara para wanita, yang lebih memilih menghadapi godaan syawat daripada menghindarinya.
Kita semua harus tahu jika jawaban dari nasehat dialog di awal tulisan ini adalah jawaban yang sudah bercampur pengaruh setan. Terkesan taat, tetapi sebenarnya itu sendiri sudah maksiat. Setan telah berhasil merekayasa, bahwa mendekati zina itu tidak apa-apa. Asalkan tidak melakukannya. Padahal larangan Allah sudah berlaku pada tahap mendekati (Apapun yang bisa menyebabkan terjadinya zina). Mendekati zina, sudah terhitung dosa.
“Bagaimana mungkin seseorang mengaku dirinya beriman, sedangkan sekarang ia tengah mengikuti langkah-langkah setan?”
Allah SWT berfirman: Wahai orang-orang beriman, masuklah kalian ke dalam Islam secara kaffah (keseluruhan), dan janganlah kalian mengikuti langkah-langkah setan karena sesungguhnya setan itu bagi kalian adalah musuh yang nyata (TQS al-Baqarah [2]: 208).
Dan janganlah kalian mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk.” (Al-Israa’ [17]: 32).
Maaf lahir batin
Palembang