SUASANA haru menyertai kedatangan jenazah M Alfi Syahrir Alhafiz, 17. Air mata terlihat dari wajah warga juga keluarga yang menyaksikan tubuh penghafal Al-Quran itu. Setelah tenggelamnya perahu yang membawa 18 santri Sabtu (29/8/2010) di Sungai Musi, Alvi baru ditemukan pada hari Senin (30/8/2010).
Kejadian itu berawal dari 18 santri Ponpes Ar Riyadh 13 Ulu yang akan melakukan hatam Al-Quran ke Mushala Al-Kautsar, Kelurahan 10 Ilir, Kecamatan Ilir Timur II, Palembang.
Saat itu bertepatan bulan Ramadhan. Seperti biasa santri melakukan khataman Al-Quran di Langgar Al-Kautsar. Hingga insiden naas itu terjadi. Perahu terbalik saat hampir sampai ke dermaga untuk mengantar para santri pulang ke pesantrennya.
Sang nakhoda perahu, Ridwan mengaku, tak mengira akan terjadi hal seperti itu. Saat mengantar pulang rombongan pertama, tak ada sesuatu yang janggal. Namun, ketika mengantar rombongan kedua, para santri berburu ke arah depan perahu untuk mengambil sandal, akhirnya membuat perahu yang ditumpangi mereka oleng dan tenggelam.
Baca Juga: Empat Hafidz Cilik dan Tunanetra Asal Indonesia Bertemu Imam Masjidil Haram
15 orang selamat dalam insiden itu. Namun 3 orang lainnya termasuk Alvi terbawa arus dan baru ditemukan keesokan harinya.
Tetapi yang membuat haru adalah, saat jenazah Alvi ditemukan tengah mendekap Al-Quran.
Pemuda itu memang seorang penghafal Al-Quran dan telah menyelesaikan hafalannya. Menurut H Syairozi SH MH, ayah Alvi, Al-Quran yang didekapnya itu sudah ia pakai sejak 1 Maret 2007.
“Itu Al-Quran kesayangan dan tidak pernah lepas jika Alvi mau pergi kemana saja,” ujar Syairozi.[]
Sumber: Republika-Tribunnews