SEOUL—Pihak Joint Chiefs of Staff (JCS) atau Kepala Staf Gabungan Korsel mengatakan latihan gabungan ini dirancang untuk mengatasi ancaman serangan nuklir dan rudal Korea Utara (Korut).
Latihan dipimpin oleh kapal USS Stethem, kapal perusak AS tipe Arleigh Burke-class. Jepang mengandalkan kapal perusak JDS Kirishima, sedangkan Korsel mengandalkan kapal Sejong Great-class. Semua kapal perang itu dilengkapi Aegis Combat System.
Aegis Combat System yang diproduksi oleh Lockheed Martin dirancang untuk melacak dan menghancurkan target musuh. Latihan gabungan kali ini hanya akan mendeteksi dan melacak rudal musuh, bukan mencegat dan menghancurkan proyektil.
AS dan sekutu-sekutunya tidak berencana untuk menggunakan target simulasi yang sebenarnya, namun hanya akan melakukan simulasi komputer untuk memeriksa kemampuan Aegis Combat System untuk mendeteksi, melacak dan menukar informasi antara ketiga angkatan laut secara real time melalui satelit.
Latihan di semenanjung Korea dimulai di tengah meningkatnya ketegangan terkait uji coba senjata nuklir dan rudal Pyongyang. Korut sendiri telah melakukan uji coba senjata nuklir keenam pada tanggal 3 September 2017 yang memaksa Dewan Keamanan PBB untuk memperkenalkan sanksi baru.
Namun, sanksi Dewan Keamanan PBB tidak membuat Pyongyang gentar. Rezim Kim Jong-un yang berkuasa di Korut bertekad untuk terus menguji coba senjata nuklir dan rudal balistiknya dan berjanji akan menyerang AS dan sekutunya jika Pyongyang diserang, demikian seperti dikutip dari Reteurs.[]