ISRAEL—Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu dilaporkan telah secara resmi menjadi tersangka dalam kasus korupsi. Netanyahu terbukti telah menerima suap dari beberapa koleganya.
Menurut laporan PIC pada Ahad (6/8/2017), efek dari kasus ini yaitu kondisi pemerintahan koalisi yang berada di ujung tanduk dan terancam runtuh kapan saja. Sejumlah prediksi mengatakan, partai-partai yang tergabung dalam pemerintahan akan berupaya serius memanfaatkan kondisi saat ini untuk melemahkan Netanyahu dan orang-orang yang terkait dengan mereka, demi mendapatkan keuntungan politis.
Sepertinya mereka tidak akan mengakhiri koalisi ini, tapi akan lebih fokus justru untuk memberatkan tuduhannya terhadap Netanyahu.
Dengan demikian keberlangsungan kedaulatan Netanyahu terkait erat dengan setiap partai koalisi yang kemungkinan besar mereka akan meninggalkan pemerintahan yang akan segera runtuh tersebut.Kecuali partai Israel ‘Baitunya’ pimpinan menteri keamanan, Evigdor Liberman.
Namun jika Partai Baitunya juga menarik diri dari koalisi, otomatis pemerintah Israel hanya didukung 61 anggota parlemen dari 120 anggota Knesset yang ada.
Sementara itu, Benyamin Netanyahu terakhir telah mengubah sikapnya terhadap sejumlah masalah. Ia akan senantiasa menyetujui apa yang diusulkan partai-partai koalisi pemerintah. Adapun seruanya untuk menerapkan hukuman mati bagi Palestina akan mendapat banyak kecaman.
Terakhir, Netanyahu juga mendukung UU Al-Quds yang mensyaratkan dukungan dua pertiga anggota Knesset atau 80 anggota parlemen agar Israel bisa hengkang dari Al-Quds. Tampaknya ini adalah upaya dari Netanyahu untuk mendapat dukungan dari para partner koalisinya dan menolak dakwaan korupsi yang sedang menderanya. []