Oleh: NS Risno
APA yang dikaruniakan Allah kepada kita akan tergantung bagaimana kita menggunakannya. Ia bisa memberi banyak manfaat, tapi juga dapat mendatangkan banyak mashadat. Ia bisa menjadi sarana untuk meraih banyak pahala namun juga dapat menjadi sarana menumpuk banyak dosa. Ia bisa menjadi fasilah yang mengantarkan kita masuk surga namun juga dapat menjadi fasilah yang melemparkan kita masuk neraka.
Kalau karunia yang diberikan Allah kepada kita itu kita gunakan untuk mengerjakan perkara perkara yang diridhoi Allah, maka ia akan mendatangkan banyak manfaat, pahala serta fasilah masuk surga. Namun sebaliknya, jika karunia yang diberikan Allah kepada kita itu kita gunakan untuk mengerjakan perkara perkara yang dimurkai Allah maka ia akan mendatangkan banyak mashadat, menumpuk banyak dosa serta melemparkan kita masuk neraka.
Mulut, mata, hidung, telinga, tangan, kaki, pikiran, hati dan juga kelamin, adalah karunia Allah. Begitu juga dengan ilmu, harta, pangkat ataupun kekuasaan. Ia bisa memberi banyak manfaat tapi juga mashadat, mendatangkan banyak pahala tapi juga banyak dosa. Ia bisa menjadi fasilah masuk surga tapi juga sarana masuk neraka. Semua itu akan tergantung bagaimana kita menggunakanya, mengelola atau memanfaatkanya.
Dalam Al Qur’an dikatakan, “La in syakartum la azidannakum walain kafartum inna ‘aadzabii lasyadidun.” Sesungguhnya jika kamu bersyukur pasti kami akan menambah nikmat kepadamu dan jika kamu mengkufuri maka sesungguhnya azab-Ku teramat pedih.(QS :Ibrahim :7 ).
Bentuk rasa syukur atas nikmat yang telah di karuniakan Allah kepada kita adalah dengan menggunakan nikmat tersebut sesuai dengan kehendak yang memberi nikmat, yakni dipergunakan untuk perkara-perkara yang diridhoi-Nya. Adapun bentuk kufur nikmat adalah menggunakan niknat tersebut tidak sesuai dengan kehendak yang mememberi nikmat, yakni dipergunakan untuk perkara perkara yang dimurkai-Nya.
Yang bersyukur akan ditambah nikmat tersebut. Nikmat tersebut akan mendatangkan barokah bagi dirinya baik didunia ataupun nanti di akhirat. Sedangkan yang kufur nikmat, nikmat akan mendatangkan bencana bagi dirinya baik didunia terlebih nanti di akherat. Jadi, semua tergantung kita. Allahu A’lam bishawab. []
Terbono,27 Oktober 2017