PADA saat delegasi Najran tiba di kediaman Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam, dan masuk ke masjid beliau pada saat waktu shalat Ashar telah tiba, mereka memakai pakaian bergaris yang berasal dari Yaman dengan jubah dan mantel warna-warni menawan sebagaimana yang biasa dikenakan orang-orang Bani Al-Harits bin Ka’ab.
Salah seorang sahabat Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam yang melihat mereka ketika itu berujar, “Kami tidak pernah melihat delegasi seperti mereka. Pada saat shalat mereka telah tiba, mereka langsung berdiri di masjid Rasulullah lalu merekapun shalat.
BACA JUGA: 8 Manfaat Luar Bisa Madu Menurut Islam
Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Biarkanlah mereka melakukan shalat.”
Mereka shalat dengan menghadap ke arah timur.
Ibnu Ishaq berkata: Nama keempat belas delegasi Najran adalah sebagai berikut: Al Aqib Abdul Masih, As-Sayyid Al-Aiham, Abu Haritsah bin Alqamah saudara Bani Bakr bin Wail, Aus, Al-Harits, Zaid, Qais, Yazid. Nabaih, Khuwailid, Amr, Khalid, Abdullah, Johannes. Mereka membawa enam puluh kendaraan.
Sebagai Juru bicara kepada Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam mereka menunjuk Abu Haritsah bin Alqamah, Al-Aqib Abdul Masih, dan As Sayyid Al-Aiham. Mereki menganut agama Kristen model raja, walaupun dalam beberapa hal mereka berbeda. Mereka berkata: “Isa adalah Allah.” Mereka juga berkata: “Isa adalah anak Allah.” Mereka juga berkata: “Isa adalah satu dari tiga Tuhan.” Demikianlah ucapan orang-orang Kristen itu.
Mengenai perkataan mereka bahwa Isa adalah Allah, mereka berargumen bahwa Isa bisa menghidupkan orang mati, menyembuhkan penyakit, memberi tahu hal-hal yang ghaib, dan membuat burung dari tanah lalu meniupnya hingga menjadi burung hidup. Itu semua adalah perintah Allah ‘Azza wa Jalla. “Dan Kami jadikan dia sebagai tanda kebesaran Kami pada manusia.” (Maryam: 21)
Mengenai perkataan mereka bahwa Isa adalah anak Allah, mereka berkata, “Isa tidak mempunyai ayah yang bisa diketahui. Ini belum pernah terjadi pada anak keturunan Adam sebelum mereka. Mengenai perkataan mereka bahwa Isa adalah salah satu dari tiga tuhan, mereka berargumentasi dengan menggunakan firman Allah, ‘Kami berbuat, Kami memerintahkan, Kami menciptakan, dan Kami memutuskan.” Mereka menambahkan, bahwa jika Allah itu satu, maka Dia berfirman Aku –bukan Kami– berbuat, Aku memerintahkan, dan Aku menciptakan. Namun tuhan itu adalah Dia sendiri, Isa, dan Maryam.
Al-Qur’an menurunkan firman-Nya tentang masing-masing perkaataan mereka tersebut. Setelah dua pendeta tadi mengatakan itu kepada Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda, “Masuklah kalian berdua ke dalam Islam.”
Namun kedua pendeta tersebut menjawab, “Kami telah masuk Islam.”
Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Kalian berdua belum masuk Islam.”
Kedua pendeta tersebut berkata, “Kami telah masuk Islam sebelum engkau memasukinya.”
Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Kalian berdua berdusta. Kalian berdua terhalang masuk Islam karena masih menyakini bahwa Allah mempunyai anak, karena kalian berdua menyembah salib dan memakan daging babi.”
BACA JUGA: Perjuangan Maisarah yang Hendak Memeluk Islam
Kedua pendeta itu pun menukas, “Jika demikian lalu siapa ayahnya, wahai Muhammad?”
Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam diam tidak menjawab pertanyaan kedua pendeta itu.
Maka Allah Ta’ala menurunkan firman-Nya pada awal surat Ali Imran hingga ayat delapan puluhan tentang perkataan dan perbedaan pandangan mereka. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:
الم
اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ
Alif laam miim. Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus makhluk- Nya (QS. Ali Imran: 1-2).
Allah mengawali surat dengan menyucikan diri-Nya dari apa yang mereka katakan, tentang keesaan-Nya dalam penciptaan dan perintah, serta tidak ada sekutu bagi-Nya. Hal ini juga sebagai sanggahan terhadap kekafiran yang mereka lakukan, dan tandingan-tandingan bagi Allah yang mereka ciptakan, serta sanggahan yang menerangkan kesesatan mereka. []
Referensi: Sirah Nabawiyah perjalanan lengkap Kehidupan Rasulullah/ Asy Syaikh Al Muhaddits Muhammad Nashiruddin Al Albani/ Akbar Media