ABU Lahab, salah satu tokoh Quraisy yang sangat menentang dakwah Nabi Muhammad ﷺ, meninggal dalam keadaan tragis. Menurut berbagai riwayat, ia wafat tak lama setelah kekalahan Quraisy dalam Perang Badar.
Penyebab Kematian Abu Lahab
Setelah kaum Quraisy kalah di Perang Badar, Abu Lahab sangat terpukul. Dikisahkan bahwa salah satu budaknya, Abu Rafi’, menceritakan bagaimana Abu Lahab marah dan memukulnya karena kegagalannya membendung Islam.
Namun, hanya beberapa hari setelah itu, ia terkena penyakit yang memalukan, yaitu sejenis bisul atau penyakit kulit yang parah (ada yang mengatakan cacar atau tha’un/wabah menular).
BACA JUGA: 6 Kejahatan Abu Lahab pada Nabi Muhammad ﷺ
Penyakit ini menyebabkan tubuhnya membusuk, dan keluarganya pun takut untuk mendekatinya karena takut tertular. Akhirnya, ia mati dalam keadaan menyedihkan, tubuhnya membusuk, dan tidak ada yang mau mengurus jenazahnya.
Pemakaman yang Tragis
Karena takut tertular penyakitnya, keluarganya tidak berani mendekati jenazah Abu Lahab. Beberapa riwayat menyebutkan bahwa mereka hanya mendorong mayatnya dengan kayu atau melemparkan batu hingga tertimbun tanah, tanpa prosesi pemakaman yang layak.
Kisah kematian Abu Lahab ini sejalan dengan kehinaan yang telah Allah janjikan dalam Surah Al-Masad (Al-Lahab) [111:1-5], yang berbunyi:
BACA JUGA: 2 Orang yang Berlainan, Ini Perbedaan Abu Lahab dan Abu Jahal
تَبَّتْ يَدَا أَبِي لَهَبٍ وَتَبَّ
“Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa!”
Ayat ini turun sebagai bentuk kecaman terhadap Abu Lahab dan istrinya yang selalu menentang dakwah Rasulullah ﷺ.
Kematian tragis Abu Lahab menjadi pelajaran bahwa kesombongan dan kebencian terhadap kebenaran hanya akan membawa kehancuran bagi diri sendiri. []