Oleh: Desy Lira, Penggemar Hafiz Indonesia,
MENGIKUTI Hafiz Indonesia di RCTI membuatku malu, semalu-malunya. Bagaimana tidak, dari 24 peserta, terdapat 2 peserta yang diberikan keterbatasan penglihatan dari lahir. Salah satunya yaitu Kayla dari Makassar.
Kayla, anak hebat yang karena terlahir prematur, 27 minggu dengan berat 1400 gram, membuatnya harus di inkubator selama 3 bulan. Dikarenakan selama di inkubator matanya tak ditutup, maka sinar yang terpancar membuat syaraf-syaraf penglihatannya rusak, sehingga dia total tidak bisa melihat. Namun, dengan tegas, di usianya yang baru 9 tahun, dia lantang mengatakan, “Mataku memang tidak bisa melihat, tapi hatiku bisa melihat karena Allah.”
Dia tidak pernah sekalipun melihat indahnya dunia bahkan tatapan mata penuh kasih sayang bundanya. Maka ketika ditanya jika Allah membuatnya bisa melihat, orang pertama yang ingin dia lihat adalah bunda. Kayla dirawat oleh bunda dan neneknya. Dia tak pernah mengeluh, selalu bersyukur dengan yang Allah beri, selalu bersemangat untuk menghafal Al-Qur’an yang sangat dia cintai. Dengan senyuman yang selalu mengembang, dia ucapkan, “Terimakasih Nenek, telah merawat aku, terimakasih Bunda telah mendampingi aku.” Masih dengan senyumannya, diapun memegang nenek dan bundanya seraya berkata, “Nenek, Bunda, insya Allah aku akan menggandengmu ke syurga nanti.” Subhanallah. Deraian airmataku tak tertahankan.
Penghafal 13 juz Al-Qur’an ini telah mendapat undangan dari pihak Kerajaan Saudi Arabia, dan telah membawa nenek dan bundanya berhaji tahun lalu. Lalu apa yang telah kuperbuat untuk orangtuaku?
Terimakasih, Kayla.
Kau telah menamparku telak.
Sakit dan malu. []
Cibatu, 20 mei 2018