SALAHUDDIN Al Ayyubi merupakan salah satu tokoh terkenal dalam catatan sejarah Islam. Dialah pemimpin muslim dalam perang salib. Dia juga tercatat sebagai pemimpin yang berhasil membebaskan Al Aqsa. Sosoknya patut diteladani sehingga banyak menginspirasi generasi muslim setelahnya.
Salah seorang muslim yang terinspirasi oleh Salahuddin Al Ayubi adalah Abdullah, seorang pemuda asal Indonesia. Berawal dari mengidolakan sosok pemimpin muslim ini, Abdullah kemudian tertarik mempelajari Islam hingga akhirnya menjadi mualaf.
Bagaimana kisahnya?
BACA JUGA:Â Salahuddin Ayyubi; Sang Penakluk Yerussalem
Dilansir dari AboutIslam pada Rabu (20/11/2019), sebelum jadi mualaf, Abdullah tinggal bersama keluarganya di lingkungan yang cukup terbatas karena hanya bergaul dengan orang–orang yang satu keyakinan dengan agama mereka (non-Muslim).
Ayahnya adalah seorang pebisnis dan memiliki kerjasama yang ekslusif dengan mereka yang memiliki keyakinan yang sama (Non-Muslim). Abdullah sendiri lebih banyak menghabiskan waktu di tempat ibadah dan belajar di sekolah khusus untuk penganut agamanya terdahulu.
Abdullah pun menghabiskan waktu selama dua tahun untuk mempelajari dan mendalami ajaran agama yang dahulu dianutnya. Hingga sampailah dia pada kisah sejarah perang salib. Di sini lah Abdullah berkenalan dengan sosok Salahuddin Al-Ayyubi.
Tingginya toleransi yang ditunjukkan pemimpin muslim tersebut membuat Abdullah begitu terkesima. Dia menilai Al-Ayyubi sangat berbeda dengan tentara salib yang membabi buta ketika berperang. Ia melihat Al-Ayyubi tidak pernah memaksa siapapun untuk memeluk Islam, meski dalam posisi berkuasa.
Secara diam–diam Abdullah mulai mengidolakan Salahuddin Al Ayyubi dan inilah yang menghantarkannya ke pintu hidayah.
Seiring waktu berjalan kekaguman Abdullah kepada Al-Ayyubi, pemuda ini pun akhirnya tertarik untuk mempelajari Islam. Ia sangat penasaran dengan pesan yang sebenarnya dibawa oleh Islam. Rasa penasarannya tersebut membuat ia mulai mengujungi situs–situs Islam di internet dan memiliki teman–teman Muslim online yang mampu menjawab pertanyaannya tentang Islam dengan baik.
Pada saat yang sama Abdullah juga bekerja di perusahaan konstruksi milik ayahnya. Kinerjanya yang baik, membuat dirinya diberikan kontrak dan ditugaskan di kota lain. Penugasannya di kota lain membuat dirinya berinteraksi secara lebih terbuka, yang dimana menjadi langkah selanjutnya dalam mempelajari Islam.
Setiap kali makan siang atau makan malam, Abdullah banyak melakukan interaksi dengan para pedagang penjual makanan atau pelanggan lain. Sampai suatu hari Ia bertemu dengan Faisal, yang sama-sama pendatang di kota itu. Faisal yang beragama Islam memperkenalkan Islam kepada Abdullah, dan membuat Abdullah begitu menyukai cara penyampaiannya tentang Islam.
Suatu hari Abdullah mengikuti Faisal ke masjid dan dia pun akhirnya mengucap dua kalimat syahadat.
BACA JUGA:Â Mengapa Salahuddin al-Ayyubi Jarang Berada di Istananya?
Setelah memeluk Islam Abdullah merasa hidupnya sangat berubah dan membuatnya merasa seperti terlahir kembali. Perasaan ini yang membuatnya sangat bahagia dan yakin.
Namun,ketika dia mengabarkan tentang agama yang dianutnya kepada pihak keluarga, orangtuanya itu sangat marah. Dalam hitungan detik keadaan berubah drastis. Abdullah kehilangan segalanya. Ia kehilangan uang, pekerjaan, kontak bisnisnya bahkan juga sebagian teman–temannya terdahulu.
Tapi beruntungnya Faisal teman yang membuatnya mantap memeluk Islam mau membantunya secara moral dan finansial. Dibantu oleh orang–orang di masjid, Abdullah bisa dengan cepat bangkit dari keterpuruknnya. Tidak hanya itu, mereka mencoba membuat bisnis untuk membantu para mualaf yang mengalami hal serupa dengan Abdullah. []
SUMBER: ABOUT ISLAM