JAKARTA—Kementerian Luar Negeri RI (Kemlu RI) menyatakan telah menerima laporan pengaduan tentang adanya dugaan ratusan mahasiswa Indonesia yang jadi korban kerja paksa di Taiwan. Kemenlu mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Kamar Dagang dan Ekonomi (KDEI) Taipei untuk mendapatkan klarifikasi.
“Dari hasil pendalaman awal yang dilakukan oleh KDEI Taipei diketahui situasi yang dihadapi para mahasiswa peserta skema kuliah-magang di Taiwan berbeda-beda di delapan perguruan tinggi yang menerima mereka. Karena itu, KDEI Taipei akan melakukan pendalaman lebih lanjut guna mendapatkan gambaran yang lebih menyeluruh,” demikian pernyataan dari Kemlu RI, Rabu (2/1/2018).
BACA JUGA:Â Ratusan Mahasiswa Indonesia di Taiwan Diduga Jadi Pekerja Paksa
Kemlu RI melalui Kementerian Perdagangan, telah meminta kepada KDEI Taipei untuk mendalami lebih lanjut informasi mengenai situasi mahasiswa skema kuliah-magang yang digunakan di universitas-universitas di Taiwan. Ini dilakukan untuk memastikan otoritas setempat mengambil langkah-langkah konkret yang diperlukan dalam rangka melindungi kepentingan serta keselamatan mahasiswa peserta skema kuliah-magang.
KDEI juga diminta berkoordinasi dengan otoritas setempat untuk menghentikan sementara perekrutan serta pengiriman mahasiswa skema kuliah-magang hingga disepakatinya tata kelola yang lebih baik.
Sebelumnya, media Taiwan News memuat sebuah laporandari anggota parlemen Taiwan yang menyatakan bahwa enam universitas di Taiwan telah mengirimkan mahasiswa-mahasiswa asing yang masuk dengan kebijakan New Southbond Policy (NSP), termasuk dari Indonesia. Mereka dipaksa bekerja di pabrik-pabrik di Taiwan.
Berdasarkan keterangan anggota parlemen Taiwan, Ko Chih-en dalamlaporan tersebut, terdapat sekira 300 mahasiswa Indonesia berusia di bawah 20 tahun yang belajar di kelas internasional di Universitas Hsing Wu terlibat dalam skema yang melibatkan broker atau perantara itu.
BACA JUGA:Â Dianggap Berjasa Bantu TKI, Purwakarta Diganjar HWP Award Kemenlu RI
Mereka dipekerjakan di pabrik lensa kontak selama empat hari sepekan, 10 jam per hari dengan dua jam masa istirahat, dan meskipun sebagian besar dari mereka Muslim, mereka diberi menu makan yang berisi daging babi. Ko mengatakan, universitas bekerja sama dengan perantara untuk menjadikan mahasiswanya sebagai pekerja pabrik dan mendapatkan keuntungan dari praktik tersebut.
Berdasarkan data dari Kemlu RI, saat ini diperkirakan terdapat sekitar 6.000 mahasiswa Indonesia di Taiwan, temasuk di antaranya sekira 1.000 mahasiswa dalam skema kuliah-magang di delapan universitas yang masuk ke Taiwan pada periode 2017-2018. []
SUMBER: OKEZONE