Oleh: Fatimah Azzahra, S.Pd
Kaget. Bapak kepala negara Indonesia kaget dengan gaji guru honorer yang hanya Rp 300 ribu. Miris memang dengan jumlah gaji guru yang tak seberapa, tapi kerja dituntut maksimal. Tak jarang, gaji pun dirapel beberapa bulan. Padahal, kebutuhan hidup sehari-hari tak bisa dirapel. Wajar jika kepala negara kita terkejut, karena jumlah yang tak seberapa itu tak mungkin mencukupi kebutuhan hidup di jaman sekarang.
Sama dengan presiden Indonesia, Umar bin Khattab pun pernah terkejut ketika beliau menjabat sebagai amirul mukminin. Dikisahkan pada suatu hari, Umar heran melihat seorang ibu membiarkan anaknya menangis. Enggan untuk menyusui sang anak. Maka bertanyalah Umar pada ibu tersebut, ‘Wahai ibu, mengapa tak kau susui anakmu itu?’. Sang ibu pun menjawab, ‘Wahai Tuan, tahukah engkau jika Amirul Mukminin tidak memberikan tunjangan bagi anak yang masih menyusui’. Terkejutlah Umar, segera ia ubah kebijakannya. Tunjangan akan diberikan oleh negara kepada semua anak, baik yang masih menyusui atau sudah tidak menyusui lagi.
Baca Juga: Ketika Umar Meminta Dikuburkan di Samping Kuburan Rasulullah dan Abu Bakar
Di lain waktu, kala Umar sedang blusukan, beliau kembali dikejutkan dengan ratapan seorang istri yang tengah ditinggal berjihad oleh suaminya. Kala itu, belum ada batasan waktu untuk berjihad. Seketika itu, Umar pun mendatangi putrinya, Hafshoh ra. Umar bertanya berapa lama seorang istri bisa ditinggal oleh suaminya. Hafshoh menjawab, 4 bulan. Maka, Umar pun bersegera mengeluarkan kebijakan bagi para lelaki yang berjihad maka batas waktunya 4 bulan. Setelah 4 bulan, mereka dipersilakan pulang untuk menemui istrinya terlebih dulu.
MasyaAllah, inilah beberapa kisah terkejut ala Umar sang Amirul Mukminin. Beliau yang termasuk sahabat senior tak malu untuk segera bebenah. Merevisi kebijakannya yang ternyata telah menzalimi rakyatnya. Inilah sosok pemimpin idaman umat. Pemimpin yang lahir dari rahim keimanan dan ketakwaan kepada Rabb Semesta Alam. Saking takutnya hari penghisaban, malu untuk merevisi kebijakan tak lagi jadi pikiran. Karena tahu beratnya hari pertanggungjawaban jika ternyata kebijakan yang dikeluarkannya telah menzalimi rakyat.
Baca Juga: Pelajaran Berharga bagi Umar bin Abdul Aziz saat Tolak Kunjungan Warganya
Sungguh rindu kami kepada sosok pemimpin seperti Umar, dan sahabat yang lain. Yang mencintai rakyatnya. Merangkul, mengurusi rakyat karena landasan aqidah Islam, dengan menerapkan Alquran dalam kehidupan. Bukan sibuk memoles diri demi pencitraan. Demi mendongkrak elektabilitas dalam pemilu.
Wallahu’alam bish shawab.