SURIAH—Rezim Suriah menuding pemberontak melakukan serangan gas beracun yang melukai lebih dari 100 orang di kota Aleppo.
Dikutip dari Reuters, Ahad (25/11/2018) rezim Suriah dan sekutunya Rusia menyebut serangan tersebut dilakukan oleh kelompok musuh Assad, yang kemudian dibantah.
Serangan menyebarkan bau yang membuat puluhan orang mengalami masalah pernapasan di Aleppo, kota yang kini berada di bawah kendali pemerintah. Kejadian tersebut, disebut kantor berita SANA tak lama terjadi usai serangan pemerintah Suriah di kota Idlib, wilayah kekuasaan oposisi yang menewaskan 9 orang.
BACA JUGA:Â Rusia Tegaskan Tak Bisa Usir Iran dari Suriah
Kementerian luar negeri Suriah mendesak Dewan Keamanan PBB untuk mengutuk dan menghukum “kejahatan teroris” ini.
Para pejabat oposisi menolak menggunakan senjata kimia dan menuduh pemerintah Damaskus mencoba menjebak mereka. Kementerian pertahanan Rusia menuduh oposisi menembakkan peluru yang diisi dengan gas klorin di Aleppo dari kubu pemberontak Idlib.
“Kami tidak dapat mengetahui jenis-jenis gas tetapi kami mencurigai klorin dan merawat pasien atas dasar ini karena gejalanya,” kata Zaher Batal, Kepala Persatuan Dokter di Aleppo kepada Reuters.
Pasien, menurut dia, mengalami kesulitan bernapas, radang mata, menggigil dan pingsan, katanya. Ia menyebut serangan gas ini merupakan yang pertama berdampak pada warga sipil di kota tersebut selama konflik tujuh tahun di negara tersebut.
Gambar dan rekaman di kantor berita tersebut menunjukkan pekerja medis membawa pasien dengan tandu dan membantu mereka dengan masker oksigen.
BACA JUGA:Â Gunakan Gas Sarin, Tentara Assad Lanjut Gempur Douma
Abdel-Salam Abdel-Razak, seorang pejabat dari faksi oposisi Nour el-Din al-Zinki, mengatakan kelompok anti-Assad tidak memiliki senjata kimia atau memiliki kapasitas untuk memproduksinya.
“Rezim kriminal, di bawah instruksi Rusia, sedang mencoba menuduh pemberontak menggunakan zat beracun di Aleppo. Ini murni bohong,” tulisnya melalui akun Twitter.
Abu Omar, juru bicara Failaq al-Sham, menuduh Damaskus mencoba menciptakan “sandiwara jahat” sebagai dalih untuk menyerang kota-kota oposisi. []
SUMBER: CNN