IRAN—Rezim Iran dilaporkan telah menangkap sekitar 3.700 orang dalam aksi demonstrasi besar di sejumlah kota. Menurut laporan Time, Selasa (9/1/2018), anggota parlemen Teheran, Mahmoud Sadeghi mengumumkan jumlah penangkapan resmi ini lebih tinggi dibandingkan yang diumumkan kantor berita Negara ICANA.
Menurut Sadeghi, pasukan keamanan dan intelijen masing-masing menahan demonstran yang berbeda. Penahanan yang dilakukan dua lembaga itu menyebabkan jumlah tahanan sulit untuk diketahui.
Sebelumnya, sekitar 1.000 orang dilaporkan telah ditangkap sepanjang hampir satu minggu demonstrasi yang dimulai pada akhir Desember 2017. Kekerasan pecah dalam aksi demonstrasi di beberapa daerah sehingga menewaskan 22 orang.
Kerusuhan tersebut menyebar ke lebih dari 80 kota dan pedesaan akhir bulan lalu. Ribuan pemuda dan kaum buruh Iran menyuarakan kemarahan pada korupsi, pengangguran, dan kesenjangan yang mendalam antara kaya dan miskin, dalam aksi demonstrasi anti-pemerintah terbesar sejak 2009.
Sadeghi juga mengkhawatirkan kerusuhan tahun 2009 terulang setelah seorang demonstran berusia 22 tahun meninggal dalam tahanan. Pemuda yang diidentifikasi bernama Sina Ghanbari, disebut melakukan bunuh diri. Anggota parlemen lainnya, Tayyebe Siavashi, mengatakan Ghanbari telah ditangkap di Teheran.
Sadeghi telah menyerukan penyelidikan atas kematian pertama demonstran Iran ini. Ia juga dan memperingatkan pihak berwenang untuk tidak melakukan pelanggaran seperti yang terjadi setelah demonstrasi tahun 2009.
Hadi Ghaemi, direktur eksekutif Pusat HAM Iran yang berbasis di New York, menilai apapun penyebab kematian Ghanbari, kasus itu mencerminkan kondisi buruk di dalam penjara.
“Penjaga penjara dan pihak berwenang bertanggung jawab atas kehidupan tahanan saat berada dalam tahanan, dan sangat prihatin untuk mendengar bahwa pemerintah Iran sekali lagi telah gagal untuk melindungi kehidupan,” kata Ghaemi. []