LIMA—Presiden Peru Pedro Pablo Kuczynski, mengundurkan diri dari jabatannya setelah terlibat dalam skandal pembelian suara. Meski membantah telah melakukan kesalahan, Kuczynski mengambil keputusan ini karena tidak ingin menjadi penghambat pembangunan negara.
Para pemimpin partai di Kongres menyetujui pengunduran diri Kuczynski meski presiden berusia 79 tahun itu seharusnya menghadapi sidang dakwaan di hadapan Kongres Peru terlebih dulu untuk menentukan nasibnya di kursi kepresidenan. Sidang tersebut sedianya dilakukan Kamis (22/3/2018).
Sebelumnya, Kuczynski terselamatkan dari sidang dakwaan Kongres yang dilakukan terpisah pada Desember lalu.
Dia menyebut sidang itu berkaitan dengan upaya oposisi untuk menyingkirkannya, karena diduga menerima suap dari raksasa konstruksi asal Brasil, Odebrecht, yang memberikan dukungan besar padanya untuk meraih tampuk kekuasaan di Peru.
Kuczynski yang berhasil memenangi Pemilu Peru 2016 dengan selisih tipis, menuduh oposisi berusaha melakukan kudeta terhadapnya. Dalam sebuah pidato, Kuczynski mengatakan rekaman video skandal perundingan terkait telah diedit untuk memberatkan dirinya.
“Pihak oposisi telah mencoba untuk menggambarkan saya sebagai orang yang korup. Mereka juga telah berhasil mempengaruhi sekelompok orang tidak bersalah di sekitar saya, membuat mereka secara tidak adil terlibat dalam rencana menghancurkan pemerintah,” jelas Kuczynski.
Meski mengklaim tidak bersalah, Kuczynski terpaksa harus meninggalkan kursi kepresidenan karena kian besar desakan yang mengintimidasi di sekelilingnya. Di satu sisi, skandal tersebut juga membuat dirinya mulai kehilangan banyak dukungan di tengah masyarakat Peru. []
SUMBER: BBC