Oleh: Feby Arma Putra
febyarmaputra@gmail.com
KALAU kita bertanya pada beberapa orang secara acak atau survey kecil-kecilan dengan pertanyaan “Ada yang mau jadi orang kaya?” maka kemungkinan besar hasilnya 100% menjawab mau.
Itu hasrat hampir semua orang, ingin jadi kaya dan tidak perlu repot-repot bekerja keras mencari uang. Tetapi meskipun begitu, tetap ada sebagian kecil manusia yang tidak ingin kaya. Ingin yang biasa-biasa saja. Tentu mereka mempunyai alasan tersendiri untuk itu yang harus kita hargai.
Dengan mimpi menjadi orang kaya ini membuat kita bekerja keras siang dan malam untuk mengumpulkan pundi-pundi kekayaan. Bahkan tidak sedikit yang menghalalkan segala cara. Apa saja yang bisa dijadikan uang ya diuangkan, tidak peduli halal atau haram.
BACA JUGA: Orang Kaya dan Orang Miskin, Siapa yang Lebih Utama?
Prinsip 3H dijalankan. HALAL HARAM HANTAM. Dengan alasan menghasilkan uang yang haram saja susah apalagi yang halal. Mengumpulkan uang untuk kaya katanya.
Mari kita bertafakur sejenak tentang hal ini. Untuk apa menjadi kaya kalau dengan cara yang tidak halal.
Untuk apa menjadi orang kaya kalau motivasinya cuma untuk agar terlihat hebat dimata manusia dengan atribut-atribut keduniawian yang kita miliki.
Padahal jika kita berbuat demikian, sejatinya kita bukanlah orang kaya. Tetapi cuma orang yang terlihat kaya saja.
Berjuang keras untuk mendapatkan pengakuan dari orang lain sebagai orang kaya. Bahkan akhirnya harus berhutang karena ingin terlihat kaya. Hutang kanan-kiri, hutang bank, kredit sana-sini dengan bunga dan lain-lain.
Gaji yang kita terima otomatis cuma dihabiskan untuk membayar cicilan beban-beban hutang yang menumpuk setiap bulannya .
Tidak perlu terlalu silau dengan orang yang punya rumah mewah, mobil mewah dan yang mewah-mewah lainnya.
Jangan silau dengan orang yang banyak memakai perhiasan, tas harga ratusan juta dan lain-lain.
Tidak sedikit diantara mereka yang terlilit hutang karena ingin terlihat Kaya dan tidak sedikit yang tersiksa dengan gaya hidup mewah yang mereka jalani selama ini.
Santai saja, yang perlu kita lakukan adalah menjadi kaya yang sebenarnya, bukan menjadi orang yang terlihat kaya. Untuk apa terlihat kaya jika pada akhirnya harus tersiksa sendiri dengan perilaku seperti itu.
Banyak contoh orang kaya yang justru terlihat tidak kaya. Mark Zuckerberg (pendiri Facebook) misalnya.
https://www.youtube.com/watch?v=YoFbaZL9M4Q
Terlihat santai tanpa pakaian mewah. Atau Syaikh Sulaiman Al-Rajhy (Pendiri bank Islam terbesar di Dunia, Al-Rajhy International Bank) justru mewakafkan harta yang menjadi keuntungan dari usahanya.
BACA JUGA: Wasiat Pria Kaya Sebelum Meninggal pada 2 Anaknya
Pendiri Facebook (walau bukan orang Islam) dan Pendiri Al-Rajhy International Bank adalah ORANG KAYA, bukan ORANG YANG TERLIHAT KAYA.
Jadilah orang KAYA yang sebenarnya, bukan menjadi orang yang TERLIHAT kaya.
Syukuri apa yang ada, InsyaAllah itu akan membuat kita kaya. Tidak kaya harta tidak apa-apa yang penting kaya hati. Wallahu ‘Alam Bish Showab. []