RAJA Salman mengganti Mohammed bin Nayed sebagai putra mahkota oleh putranya sendiri, Mohammed bin Salman. Menurut professor studi Timur Tengah di Universitas Princeton, Amerika Serikat, bernama Bernard Haykel, langkah Raja Salman ini diambil demi menghindari perpecahan di tubuh kerajaan Arab Saudi.
Haykel mengatakan penggantian putra mahkota ini sudah tepat. Haykel mengatakan, sebelumnya bertebaran rumor soal perebutan kekuasaan antara Bin Salman dan Nayef, memicu ketegangan di kalangan keluarga kerajaan.
“Jelas ini adalah transisi yang mulus dan tanpa pertumpahan darah. Akan ada kejelasan soal isu suksesi sekarang. Sebelumnya ada kekacauan karena banyak pertanyaan soal apa yang akan terjadi,” ujar Haykel dikutip Reuters, Rabu (21/6/17).
“Sekarang jelas, ini keputusan yang tegas. Kejelasan meredam risiko, tidak ada lagi pertanyaan soal siapa yang akan memerintah,” lanjut dia lagi.
Sebelumnya banyak pejabat Saudi dan diplomat asing mengatakan ada perebutan kekuasaan antara Bin Salman dan Nayef. Beredar kabar bahwa Bin Salman lebih ditonjolkan padahal hanya sebagai wakil putra mahkota. []