SIAPA yang tidak ingin kelak di yaumil mizan kita mendapatkan timbangan yang berat atas amal shalih yang kita lakukan. Timbangan yang akan menentukan kehidupan yang sebenarnya.
Kita bisa saja mengira perkara yang paling berat pahalanya di yaumil mizan nanti adalah shalat, puasa, sedekah, atau amal ibadah lainnya. Namun ternyata bukan itu, dalam sebuah hadits dijelaskan hal inilah yang menjadi perkara paling berat pahalanya kelak.
“Tidak ada sesuatu pun yang lebih berat dalam timbangan seorang Mukmin pada Hari Kiamat nanti selain akhlak mulia. Sesungguhnya Allah membenci orang yang berbuat keji dan berkata-kata keji,” (HR at-Tirmidzi).
Oleh sebab itu, selain memperbanyak ibadah, kita juga dituntut untuk membekaskan ibadah kita tersebut dalam perbuatan (akhlak) terpuji. Jangan sampai banyak hafalan qur’an tapi lisan tajam, banyak sedekah tapi hobi menyakiti hewan, sering shalat malam tapi tidak memberi gaji bawahan dengan layak.
“Sesungguhnya orang yang paling aku cintai dan paling dekat kedudukannya dengan majelisku pada Hari Kiamat nanti adalah orang yang paling baik akhlaknya. Sebaliknya, orang yang aku benci dan paling jauh dari diriku adalah orang yang terlalu banyak bicara (yang tidak bermanfaat) dan sombong,” (HR at-Tirmidzi).
Bahkan dalam hadits lain diterangkan bahwa ada dua orang wanita, yang satu banyak ibadahnya namun berakhlak buruk, dan yang satu lagi sedikit amalan ibadahnya tapi berakhlak baik.
Rasulullah menyatakan yang berakhlak buruk sekalipun banyak ibadah tempatnya di neraka, tentunya hal ini disebabkan ibadah yang dilakukan itu tidak membekas dalam perbuatannya.
Sedangkan yang amalnya biasa saja namun berakhlak baik, tempatnya di surga. Maasya Allah, betapa akhlak menjadi penentu agama seseorang.
“Dari Abu Hurairah, “Dikatakan kepada Rasulullah, sesungguhnya si fulanah sholat malam dan berpuasa sunnah (Dalam riwayat Ahmad, “Sesungguhnya si fulanah disebutkan tentang banyaknya shalatnya, puasanya, dan sedekahnya”) namun ia mengucapkan sesuatu yang mengganggu para tetangganya, lisannya panjang? (suka menyakiti tetangganya)” Rasulullah berkata, “Tidak ada kebaikan padanya, dia di neraka”. Dikatakan kepada beliau, “Sesungguhnya si fulanah sholat yang wajib dan berpuasa pada bulan Ramadhan serta bersedekah dengan beberapa potong susu kering, dan ia tidak memiliki kebaikan selain ini, namun ia tidak mengganggu seorangpun?” Rasulullah berkata, “Ia di surga.”
(HR. Al-Hakim dalam al-Mustadrak (IV/183 no.7304), Ibnu Hibban (al-Ihsan XIII/77 no.5764), berkata al-Haitsami, “Dan para perawinya tsiqah (terpercaya)” (Majma’ az-Zawaid VIII/169) dan dishohihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam shahih at-Targhib wat Tarhiib no.2560).
Semoga kita senantiasa termasuk orang-orang yang kelak medapatkan timbangan yang berat di yaumul mizan. []
Sumber: Ummi