SIAPA di dunia ini orang yang tidak menginginkan kesuksesan? Tidak ada. Ya, tentu, setiap orang pasti mendambakan kesuksesan. Kesuksesan sudah menjadi target paling utama bagi setiap insan dalam hidup di dunia. Namun, terkadang kita hanya bisa menginginkan tanpa mengetahui hal-hal penghambat atau pun penghalang kesuksesan tersebut.
Orang-orang sukses mempunyai kebiasaan yang positif atau kebiasaan yang bersifat membangun. Sebaliknya, orang-orang yang gagal mempunyai kebiasaan-kebiasaan buruk (negatif) yang bersifat merusak. Tanpa disebutkan di sini pun, Anda sudah mengetahui beberapa kebiasaan negatif yang dimaksud. Di sini hanya akan menuliskan beberapa kebiasaan buruk secara garis besar saja sekedar sebagai pengingat.
BACA JUGA: Selalu Berprasangka Baik pada 4 Hal Ini, Kunci Hidup Sukses
Marilah kita melihat pada diri kita sendiri dan bertanya mengapa kesuksesan belum di tangan kita. Jika kita mau jujur mengakui, ini karena kita masih melakukan kebiasaan-kebiasaan negatif yang akan menghambat kesuksesan.
Misalnya, ketika Anda diundang ke suatu acara, apakah Anda selalu tepat waktu atau lebih sering datang terlambat? Saat di kantor, apakah Anda sering menunda-nunda pekerjaan hanya karena hal sepele? Mana yang paling sering Anda lakukan, menepati janji atau mengingkari janji dengan berbagai alasan? Waktu Anda diberi kepercayaan oleh seseorang, apakah Anda memegang kepercayaan itu sepenuh jiwa, atau Anda mengkhianatinya? Saat Anda bertemu rekan kerja atau orang lain, apakah senyuman selalu ada di bibir Anda, atau Anda justru bermuka musam?
Ketidakdisiplinan terhadap waktu, mengingkari janji, mengkhianati kepercayaan, mengeluh, menjelek-jelekkan orang lain, tidak mau belajar, menyalahkan situasi, bermalas-malasan, atau tidak mau bersyukur adalah sebagian kecil dari kebiasaan-kebiasaan negatif yang mungkin masih sering kita lakukan.
Dalam hal waktu, masyarakat kita terlalu permisif terhadap orang-orang yang datang terlambat. Contohnya, di undangan acara dimulai pukul 08.00 WIB, tetapi kenyataannya acara baru mulai pukul 09.30 WIB atau bahkan lebih. Meskipun demikian, masyarakat kita selalu saja bisa memaklumi bentuk-bentuk keterlambatan seperti ini. Mungkin, ini yang membuat kita merasa sulit menghilangkan kebiasaan ngaret saat membuat janji dengan seseorang.
Andrias Harifa, penulis 35 buku best seller dan trainer coach berpengalaman 20 tahun, menyatakan hubungan antara kebiasaan negatif, ketakutan berlebihan, dan kebiasaan buruk adalah penghambat gerak langkah menuju kesuksesan. Ketiganya biasanya saling terkait satu sama lain, tidak terpisahkan, dan tidak berdiri sendiri. Menurutnya, kebiasaan negatif bisa lahir dari keyakinan negatif yang cenderung menimbulkan ketakutan berlebihan. Atau bisa juga ketakutan berlebihan mendorong munculnya kebiasaan buruk yang menyuburkan keyakinan negatif. Bisa juga kebiasaan buruk membuat orang merasa takut berlebihan dan keyakinannya menjadi negatif.
Ketakutan yang berlebihan membuat kita tidak berani mengambil risiko. Jika Anda ditawari posisi atau jabatan yang lebih baik dari posisi Anda sekarang, tetapi di bidang lain yang belum Anda kuasai, apa yang Anda lakukan?
BACA JUGA: Keluarga yang Sukses
Orang yang berkeyakinan positif akan menyambut baik tawaran tersebut dan menganggapnya sebagai tantangan. Namun, bagi orang yang berkeyakinan negatif, bisa jadi ia akan menolak tawaran tersebut. Mengapa? Ya, karena ia takut tidak mampu menjalankannya dan ia akan kehilangan zona nyamannya sekarang, padahal ia belum mencobanya.
Jika Anda ingin sukses, satu kata kuncinya. Ubahlah kebiasaan negatif Anda sekarang juga. Jika ingin sukses, kita tidak bisa mengandalkan faktor eksternal berubah untuk kita, tapi kitalah yang harus berubah. Jika menginginkan hal-hal baik, maka kita harus bisa mengubah atau mengganti kebiasaan-kebiasaan buruk dengan kebiasaan-kebiasaan buruk dengan kebiasaan-kebiasaan yang positif. []
Sumber: Kebiasaan Orang-orang Hebat/Karya: Alvin Pratista/Penerbit: Sinar Kejora