STRES adalah masalah yang biasa melanda orang-orang pada saat ini. Urusan pekerjaan, kuliah, rumah tangga, sosial kemasyarakatan yang semakin kompleks memuat orang-orang rentan terkena stres. Menurut penelitian, stres tak hanya membuat tubuh kurus tapi bisa juga memuat tubuh gemuk. Mengapa bisa demikian?
Para peneliti menemukan bahwa stres kronis dapat memompa tingkat di mana sel-sel lemak baru terbentuk, menurut laporan yang diterbitkan di jurnal Cell Metabolism. Semuanya berada dalam siklus hormon yang disebut glukokortikoid, yang diproduksi dalam jumlah besar ketika kita stres.
Ketika glukokortikoid terus-menerus tinggi, seperti halnya ketika kita stres kronis, itu dapat meningkatkan kemungkinan untuk jenis sel tertentu berubah menjadi sel-sel lemak. “Inilah yang bisa menaikkan berat badan kita,” kata Mary Teruel, penulis senior studi dan asisten profesor kimia dan biologi sistem di Stanford University.
Telah lama diketahui kenaikan hormon stres kortisol dapat menyebabkan kenaikan berat badan pada manusia. Tetapi anggapan ini berhubungan dengan kondisi orang-orang jadi makan lebih banyak karena hormon stres seperti kortisol merangsang nafsu makan.
Para peneliti curiga kortisol bukan satu-satunya masalah. Mereka — para peneliti Stanford mempelajari efek glukokortikoid – hormon steroid yang diproduksi di kelenjar adrenal – baik dalam sel manusia.
Di bawah mikroskop para peneliti melihat bagaimana hormon, ketika dijaga pada tingkat tinggi yang konstan, menyebabkan perkembangan sel-sel lemak. Menariknya, jika level naik dan turun, tidak ada dampak pada perkembangan sel lemak.
Artinya, hormon itu akan mendorong perkembangan lemak ketika stres seseorang tidak berkurang, bahkan setelah waktu kerja hari itu selesai. “Jadi mungkin tidak apa-apa untuk stres di siang hari, tapi tidak di malam hari,” kata Teruel.
Maka jika kita dapat menemukan cara untuk mengurangi stres kita di malam hari berat badan sangat mungkin akan meningkat.
Menurut Dr. Anthony Heaney, seorang endokrinologis dan profesor kedokteran dan bedah saraf di University of California, Los Angeles, School of Medicine, hal ini masuk akal .
“Itu akan menunjukkan bahwa setiap metode yang dapat digunakan orang untuk mengalahkan stres bisa bermanfaat,” kata Heaney.
“Saya pikir tantangannya adalah untuk orang yang sering stres adalah meninggalkan penyebab stres minimal selama 30 menit. Ini sudah cukup,” tambahnya.
Karenanya tak sembarang olahraga bisa mengalihkan Anda dari stres. Anda harus mencari kegiatan olahraga yang menyerap perhatian semaksimal mungkin. Bukan olahraga yang masih bisa memberi Anda kesempatan untuk merenung dan memikirkan lagi sumber stres Anda. []
SUMBER: HALALLIFESTYLE