KOLOMBO — Juru Bicara Kepolisian Sri Lanka, Ruwan Gunasekera mengatakan, jumlah tersangka yang ditahan terkait serangang teror Ahad (21/4/2019) melonjak dari 24 menjadi 40 orang. Sebagian besar dari mereka adalah warga negara Sri Lanka.
Kendati demikian, Gunasekara mengatakan polisi masih menyelidiki keterlibatan pihak asing dalam serangan bom bunuh diri tersebut.
Sydney Morning Herald melaporkan, enam belas pelaku ditangkap pada Selasa (23/4/2019) dini hari, dalam sebuah operasi pencarian dalang pengeboman.
BACA JUGA: Terbaru: Korban Serangan Bom di Sri Lanka, 207 Tewas 450 Luka-luka
Hingga saat ini masih belum terdapat kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas ledakan bom di gereja, pusat perbelanjaan dan satu rumah warga tersebut. Adapun otoritas Sri Lanka mencurigai NTJ (National Thowheed Jamath) sebagai pihak yang berada di belakang aksi teror itu.
Hal itu senada dengan peringatan oleh intelijen asing kepada kepolisian Sri Lanka, 10 hari sebelum serangan terjadi. Dala sebuah laporan, NTJ disebut berencana melakukan serangan bunuh diri dengan menargetkan gereja dan komisi tinggi India di Kolombo.
Adapun saat ini, pemerintah Sri Lanka telah menetapkan kondisi darurat guna menjaga keamanan selama petugas berwenang melakukan penyelidikan atas teror bom di ibu kota Kolombo.
Presiden Maithripala Sirisena membuat deklarasi yang memberikan pasukan keamanan kekuatan khusus, termasuk hak untuk mencari dan menangkap individu.
Di lain pihak, militer Sri Lanka diberi wewenang lebih luas untuk menahan dan menangkap tersangka teror bom. Kebijakan ini sebelumnya pernah diterapkan selama perang saudara, namun ditarik kembali pasca-perdamaian satu deakade lalu.
BACA JUGA: Pasca Teror Bom, Sri Lanka Tutup Media Sosial dan Berlakukan Jam Malam
Namun, ditegaskan oleh juru bicara kepresidenan setempat, bahwa kebijakan itu terbatas pada urusan terorisme, dan tidak akan melanggar kebebasan berekespresi.
Sri Lanka juga menetapkan 23 April sebagai hari berkabung nasional, sebuah keputusan yang diambil selama pertemuan Dewan Keamanan Nasional yang diketuai oleh Presiden Sirisena.
Sementara ini, per Selasa, 22 April 2019, jumlah korban tewas akibat teror bom beruntun mencapai 310 orang.
“Sekitar 500 orang terluka dalam ledakan itu,” kata jubir Kepolisian Sri Lanka, Ruwan Gunasekera. []
SUMBER: SYDNEY MORNING HERALD