JANGAN sungkan untuk tertawa. Tertawa itu sehat. Namun, tentu dalam koridor Islam, tertawa pun ada aturannya. Tertawa seperti apa yang menyehatkan badan?
Sistem kekebalan atau imun merupakan sistem pertahanan manusia terhadap semua infeksi moelekul asing, atau serangan dari berbagai mikroorganisme, seperti virus dan bakteri. Sistem kekebalan tubuh digambarkan seperti prajurit yang disiplin, berbagai serangan dari luar tubuh yang terdiri dari atas patoge dan organisme, yang masuk ke dalam tubuh.
BACA JUGA:Â Berdusta untuk Membuat Orang Tertawa, Bolehkah?
Pertahanan tubuh kita yang paling awal adalah kulit. Kulit melindungi kita, serta menyaring kuman, virus dan bakteri yang masuk ke dalam tubuh. Sebenarnya, banyak sekali mikroorganisme yang tidak dapat masuk ke dalam tubuh karena tubuh terlindungi oleh kulit.
Tetapi, ada pula yang bisa masuk ke dalam tubuh setelah berhasil melewati kulit. Setelah kuman dan bakteri (mikroorganisme) masuk ke dalam tubuh, ada sel yang melindungi tubuh dari kuman dan bakteri, seperti makrofag dan limfosit.
Limfosit terdiri dari dua jenis sel, yakni sel B dan sel T. Sel T berguna untuk mengidentifikasi kuman yang masuk ke dalam tubuh. Setelah diidentifikasi, sel T pembunuh ( T cell killer) akan menghancurkan bakteri atau virus yang masuk ke dalam tubuh.
Sementara itu, sel limfosit yang lain, yaitu sel B membunuh organisme asing pengganggu yang masuk ke dalam tubuh. Antibodi yang dihasilkan oleh sel B ini mempunyai dua fungsi dalam sistem kekebalan tubuh kita, aitu meningkatkan diri pada antigen dan sel-sel musuh, serta membusukan struktur antigen dan mengahncurkannya. Antibodi yang dihasilkan sangat beragam, yang tergantung pada struktur biologis mikroorganisme musuh.
Antibodi tersusun dari protein Ig (Imunoglobulin). Protein ini mempunyai fungsi utama sebagai salah satu zat yang melindungi tubuh (imuno). Ada beberapa jenis Ig, dan salah satunya ialah IgG. IgG merupakan antibodi paling umum, yang dihasilkan dalam beberapa hari dengan masa hidup bervariasi, mulai dari satu bulan sampai beberapa tahun.
IgG tersebut beredar di dalam tubuh, dan banyak terdapat di getah bening, darah dan usus. IgG mengikuti aliran darah, yang langsung menuju mikroorganisme pengganggu unuk menghancurkannya.
BACA JUGA:Â Periksa, Apakah Kaumiliki Qolbun Shahih (Hati yang Sehat)
Selain IgG, terdapat jenis Ig yang lain, seperti IgA. IgA terdapat pada daerah peka tempat antigen selalu menyerang jaringan tubuh, seperti air mata, air liur, darah, lender, sekresi usus, atau getah lambung. Di daerah ini, bakteri dan virus menyukainya, karena bakteri dan virus lebih menyukainya, karena bakteri dan virus lebih menyukai media lembab. Sedangkan IgM merupakan antibodi pertama yang dihasilkan oleh tubuh untuk melawan mikroorganisme musuh.
Bagaimana hubungan berbagai zat kekebalan tubuh itu dengan tertawa? Mengenai ini, Berg dan Tan melakukan penelitian tentang hubungan tertawa dengansistem kekebalan. Mereka menunjukan hasil bahwa telah terjadi peningkatan IFN (interferon gamma), sebuah zat yang mengaktifkan sel T, sel B, antibodi, dan sel-sel penghilang rasa nyeri. Bahkan, hasil penelitian yang di lakukan oleh mereka menunjukan dampak positif tertawa terhadap penanggulangan kanker.
Tertawa juga dapat meningkatkan N-K (natural killer), IgG, IgA, dan IgM, atau zat-zat antibodi yang berfungsi melindungi tubuh. Itu sama saja ketka kita tertawa, maka akan meningkatkan beberapa jenis protein Ig, dan akhirnya akan meningkatkan pula fungsi imunitas untuk perlindungan tubuh dalam melawan mikroorganisme.
Bahkan, dalam penelitian yang dilakukan di Loma Linda University School of Medicine, kebiasaan tertawa cekikikan mampu membantu orang yang dalam situasi kacau balau dan menegangkan agar lebih berdaya. Dan, orang yang ertawa saat stres mempunyai kemungkinanan yang lebih rendah untuk mengalami sakit daripada orang yang terbawa oleh stres dan tidak menyempatkan diri untuk tertawa. Dengan tertawa berarti kita meningkatkan produksi sel darah putih sekaligus meningkatkan imunitas (kekebalan) tubuh.
BACA JUGA:Â Janganlah Kamu Tertawa Berlebihan
Adapun ilmuan Jepang lainnya, Kazuo Murakami, menyatakan bahwa tertawa dapat mempengaruhi tingkat glukosa pada para pengidap penyakit diabetes. Penelitian itu membagi penderita diabetes menjadi dua kelompok. Pertama, kelompok yang diperintahkan untuk mendenganrkan kuliah serius dan tidak ada unsur komedinya. Kedua, kelompok yang diminta untuk melihat pertunjukan komedi.
Selanjutnya, mereka diperintahkan untuk menyantap makanan yang telah disediakan dengan jenis dan porsi yang sama. Setelah itu, glukosa darah mereka diukur. Ternyata, kelompok yang serius mengikuti kuliah mengalami kenaikan glukosa yang jauh lebih tinggi daripada kelompk yang di pertontonkan pertunjukan komedi. Kondisi tersebut menunjukan bahwa tertawa dapat mengurangi kadar glukosa dalam darah.
Lebih lanjut Kazuo Murakami menjelaskan bahwa 23 gen menjadi lebih aktif, yang diakibatkan oleh aktivitas tertawa. Salah satu gen yang berhasil diindentifikasi adalah DRD. Gen ini berfungsi mengatifkan enzim adenyly cyciase, yakni enzim yang mempunyai pengaruh dalam mengurangi peningkatan kadar gula darah.
Melalui penelitian tersebut, dapat dinyatakan bahwa tertawa tidak hanya memicu produktivitas at-zat imun, melainkan juga mencegah agar kadar gula tidak terlalu naik tinggi.
Sebab, tertawa mengakibatkan salah satu gen aktif untuk mengurangi kadar gula darah.
Selain mengurangi jumlah hormon stres, tertawa juga dapat memicu hormon endorphin, yaitu hormon yang dilepaskan ketika kita merasa bahagia. Funsgi hormon itu ialah demi kekebalan tubuh. Artinya, selain mencegah memburuknya emosi kita yang diakibatkan oleh pelepasan hormon-hormon negatif bagi emosi kita, seperti adrenalin, tertawa juga merangsang timbulnya zat imunitas. Dengan endorphin ini, perasaan kita akan lebih rileks, dan kita pun lebih mudah dalam mengontrol diri. Kia juga lebih gampang mengontrol diri dari amarah sekaligus berpikiran positif dengan mengutamakan kesabaran.
BACA JUGA:Â Hati-hati, Ini Dia Bahaya Tertawa Terbahak-bahak
Endorphin itu seperti zat yang terkandung dalam es krim. Apabaila kita mengonsumsi es krim, kita akan merasakan kenyamanan. Zat yang membuat kita nyaman juga d produksi dalam tubuh kita guna menstabilkan emosi kita. Dengan zat tersebut, kita dapat rileks, dan semua penyakit hati yang berhubungan dengan tekanan pada perasaan kita, seperti iri, marah, sedih, dan depresi, mampu terkurangi. Endorphin tersebut dikeluarkan oleh tubuh ketika kita mearsa bahagia, termasuk tertawa. []
Sumber: Tertawalah Biar Sehat/Karya: As’adi Muhammad/Diva Press 2011