PERNAHKAH Anda merasa bermasalah ketika tertinggal shalat shubuh berjamaah? Mungkin, hanya sedikit orang yang merasakan adanya masalah ketika tak bisa melaksanakan ibadah secara berjamaah. Nah, salah satu orang yang mengalami masalah itu adalah seorang lelaki sufi. Siapakah dia? Dialah Badiuzzaman Said Nursi.
Badiuzzaman Said Nursi merupakan salah satu ulama kebanggaan kaum Muslimin. Sejak usia belia, Said memiliki kualitas ruhani dan pikiran yang cemerlang hingga melampaui pencapain para ulama lain di masanya. Said melalang buana, memuaskan dahaga intelektualitas dan pencarian spiritualnya dengan berguru kepada banyak orang alim.
Dalam perjalanan panjang sang Said, ada satu episode yang dijadikan celah oleh orang yang berpenyakit hatinya untuk menyerang Said.
Lantaran sibuk berguru, berdakwah, dan menyelesaikan berbagai persoalan umat, Said Nursi kelelahan, setelah malamnya juga sibuk beribadah. Lelahnya itu berdampak sampai menjelang shubuh hingga sang sufi tertinggal dari shalat shubuh berjamaah di masjid.
Bukan kesiangan atau shalat shubuh di luar waktu, Said Nursi hanya tertinggal berjamaah di masjid dekat rumahnya. Ia tetap shalat tepat waktu, di rumahnya.
Oleh mereka yang sakit hati dan iri lantaran kecerdasan Said di berbagai bidang keilmuan, tidak berjamaahnya Said dijadikan sebagai senjata mematikan untuk melakukan serangan. Disebarkanlah berbagai desas-desus hingga fitnah kepada Said. Hingga berhari-hari setelahnya, dalam masa yang lama.
Para murid Said Nursi sempat terpancing dan hendak melampiaskan kemarahannya. Namun, sang sufi berhasil mendinginkan amarah para muridnya. Hingga persatuan di antara kaum Muslimin senantiasa terjaga di masa itu.
“Yang salah adalah diriku. Aku telah mendapatkan dua hukuman sekaligus. Satu, teguran dari Allah. Dua, celaan dari manusia,” ujar Nursi kepada murid-muridnya.
Terkait sebab ketertinggalannya dari shubuh berjamaah di masjid, Said Nursi melanjutkan, “Aku tertinggal shubuh berjamaah karena meninggalkan wirid malam yang sudah menjadi kebiasaanku.”
Seperti inilah akhlak orang-orang shalih yang dekat dengan Allah Ta’ala. Kesalahan yang kita anggap kecil bahkan biasa adalah aib sangat besar dalam sejarah kehidupan mereka. Hal itu pun bisa dijadikan pelajaran sangat berharga hingga hikmahnya melintasi zaman, menembus sekat-sekat waktu ratusan tahun sepeninggalnya. []
Sumber: kisahikmah.com