LEBANON–Perdana Menteri Lebanon Saad Hariri memutuskan untuk mengundurkan diri, setelah berlangsung aksi unjuk rasa besar-besaran dalam dua pekan terakhir. Hariri mengatakan Lebanon tengah mengalami kebuntunan dan perlu langkah terobosan untuk mengakhiri krisis, BBC melaporkan pada Selasa (29/10/2019).
Unjuk rasa pada mulanya dilakukan untuk menentang rencana memajaki telepon WhatsApp yang sekarang sudah dibatalkan.
Protes kemudian meluas, menyasar korupsi politik dan masalah ekonomi. Tingkat utang Lebanon adalah salah satu yang tertinggi di dunia.
BACA JUGA: Jerman Batalkan Hadiah bagi Seniman Lebanon karena Boikot Israel
Lewat pidato televisi, Hariri mengatkaan dirinya akan mengajukan pengunduran dirinya dan pemerintah ke Presiden Michel Aoun.
“Selama 13 hari, warga Lebanon menunggu sebuah keputusan bagi jalan keluar politik untuk menghentikan memburuknya keadaan. Dan saya sudah mencoba, untuk menemukan jalan keluar, dengan mendengarkan suara masyarakat,” kata Hariri.
“Kami ternyata harus mengambil langkah yang mengejutkan untuk mengatasi krisis,” tambahnya.
Unjuk rasa mencerminkan perpecahan di dalam masyarakat Lebanon dan menyebabkan penutupan bank, kantor, sekolah dan universitas selama 10 hari.
Kelompok Syiah militan, Hizbullah, yang mendominasi pemerintahan koalisi Hariri, baru-baru ini memperkeras posisinya terhadap pengunjuk rasa.
BACA JUGA: Militer Lebanon Hancurkan Rumah-rumah Pengungsi Suriah
Pada Selasa, pendukung Hizbullah dan kelompok Syiah lain, Amal, merusak kamp pengunjuk rasa di Beirut tengah, meneriakkan slogan, membakar tenda dan memukuli pengunjuk rasa anti-pemerintah. Penghambat jalan yang dibuat pengunjuk rasa juga diserang.
Menurut laporan, banyak anggota masyarakat yang sudah lelah terhadap kebuntuan ekonomi, korupsi yang meluas dan langkanya sarana umum, Keadaan ini juga akan membuat Barat waspada.
Sebelumnya Lebanon dipandang sebagai daerah yang stabil di Timur Tengah yang bergolak. []
SUMBER: BBC