TETANGGA yang baik adalah orang yang kehadirannya menjadi sumber kenyamanan, kedamaian, dan rasa aman, sebagai salah satu nikmat bagi kehidupan seorang Muslim.
Karena pentingnya masalah ini, mestinya dibahas secara tersendiri sehingga mendetail. Tetangga pada zaman sekarang ini, memiliki pengaruh yang tidak kecil terhadap tentangga yang lainnya, khususnya yang paling dekat, dikarenakan saling berdekatan antara rumah-rumah.
BACA JUGA: Bolehkah Nikmati Buah Tetangga yang Masuk Pekarangan Rumah Kita?
Rasulullah menggambarkan, empat hal termasuk kebahagiaan, di antaranya tetangga yang baik. Beliau juga menyebutkan empat hal termasuk kesengsaraan yaitu tetangga yang jahat.
Karena bahaya dari tetangga yang jahat ini, Rasulullah berlindung kepada Allah dengan berdoa,
“Ya Allah aku berlindung dari tetangga yang jahat di rumah tempat tinggal…”(HR Alhakim, 1/532 dalam sahih al-jami’ no. 1290).
Tetangga yang jahat sangat mempengaruhi keluarga, baik itu istri, suami ataupun anak- anak. Dampak ini akan terasa dan akan menjadi bagian dari gangguan hidup dan segala kesusahan bersebelahan dengan tetangga yang jahat.
Nabi Shalallaahu ‘Alahi Wasallam menyebutkan, menjadi tetangga yang baik merupakan salah satu pilar (tiang) kebahagiaan sebuah kehidupan Muslim:
“Di antara hal-hal yang membawa kebahagiaan bagi seorang Muslim dalam kehidupan ini adalah seorang tetangga saleh, sebuah rumah yang lapang, dan sebuah perbuatan baik.”
BACA JUGA: Hai Adam, Tetangga Seperti Apakah Aku Ini bagimu?
Maka dari itu sebelum menentukan hendak tinggal di mana, maka ketahui lebih dulu sifat tetangga yang kelak akan bersebelahan rumahnya dengan kita.
Sehingga ketika belum bisa mencari tempat tinggal yang lain, setidaknya kita sudah tahu bahwa watak tentangga yan rumahnya dekat dengan kita, bisa di waspadai atau di maklumi, sehingga kekokohan keluarga pun akan tetap terjaga. []
Sumber: dari buku Jamal Muhammad Ibrahim, Petunjuk Jalan Bagi Mukminah,Jakarta: 1994