MATARAM–Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Tuan Guru Haji Muhammad Zainul Majdi meminta masyarakat NTB untuk tetap tenang dan tidak terprovokasi terhadap sikap rasis seseorang terhadap diriny di Bandara Changi Singapura. Pria yang dikenal dengan Tuan Guru Bajang (TGB) meminta warga tidak terprovokasi.
“Saya tidak bisa melarang orang marah, tapi kemarahan yang ada tidak boleh mendorong pada satu bentuk kemaksiatan. Tetap jaga keamanan, kenyamanan, dan ketenangan NTB,” kata TGB di Islamic Center NTB, usai shalat, Jumat (14/4/2017).
TGB menerangkan, kehebatan seseorang bukan terletak pada siapa yang menang dalam bertarung fisik, melainkan mampu mengendalikan diri pada saat marah. Dia mengimbau masyarakat NTB untuk mampu mengendalikan diri dan menggunakan akal sehat menyikapi hal ini. “Jangan ada yang terprovokasi apapun,” kata dia.
TGB juga meminta warga NTB untuk bersama-sama menjaga persaudaraan dan keberagaman yang selama ini telah terjalin dengan baik. “Mari kita jaga keutuhan dan kebersamaan kita, jangan terprovokasi dalam bentuk apapun, lelah kita bangun NTB ini, mari kita rawat dengan sebenar-benarnya,” ucap TGB.
TGB menambahkan, tidak boleh ada seseorang atau sekelompok yang merasa lebih hebat dari kelompok lain dan lantas merendahkan kelompok lain karena faktor apapun. “Allah SWT maha adil, mudah-mudahan apa yang terjadi pada diri saya dan keluarga jadi pelajaran,” kata TGB.
TGB mengingatkan agar umat Islam di NTB yang menjadi mayoritas untuk selalu mengayomi yang minoritas di NTB. “Insya Allah saya yakin umat Islam di NTB punya kesabaran dan kedewasaan sehingga tetaplah semua yang terjadi sebagai pupuk untuk semakin menumbuhkan semangat dalam membangun daerah kita,” kata TGB menambahkan.
Sebelumnya, pada minggu (9/4/2017), di Bandara Changi, Singapura, terjadi kesalahpahaman antara seorang bernama Steven Hadisurya Sulistyo, bersama Muhammad Zainul beserta istri ketika sama-sama mengantre di depan tempat check-in Batik Air. Steven melayangkan kata-kata bernada rasis,”Dasar Indo, Dasar Indonesia, Dasar Pribumi, Tiko,”. []
Sumber: Republika