Oleh: Prof. Ahmad Fuad Pasha
“Dan Dialah yang menciptakan malam dan siang, dan matahari dan bulan. Mereka melayang, masing-masing dalam orbit.” (QS. Al-Anbiyaa: 1: 33)
AYAT yang mulia di atas merujuk pada fakta ilmiah tentang sistem alam semesta. Penemuan ilmiah telah membuktikan bahwa kita hidup di alam semesta yang bergantung pada revolusi. Bumi berputar mengelilingi matahari setahun sekali, bulan berputar mengelilingi bumi sekali per bulan, dan planet-planet lain dari tata surya juga berputar mengelilingi matahari, masing-masing dalam orbitnya sendiri.
BACA JUGA: 6 Ciri Haji Mabrur, Apa Saja?
Selain itu, sebagian besar planet ini memiliki bulan yang berputar di sekelilingnya dengan orbitnya masing-masing. Sejauh ini, para astronom telah menemukan lebih dari 60 bulan selain bulan di bumi dan jumlahnya mungkin tak terbatas.
Tata surya juga mengorbit pusat galaksi kita, yaitu galaksi Bima Sakti. Galaksi ini terdiri dari lebih dari 130 miliar bintang. Galaksi ini juga berputar terhadap pusatnya dan hanya Allah SWT yang tahu bagaimana sebuah galaksi bisa berputar.
Hukum revolusi berlaku juga untuk atom, benda terkecil yang tidak dapat dilihat bahkan oleh mikroskop sekali pun. Sebuah atom terdiri dari nukleus yang diameternya kurang dari sepersejuta milimeter. Sebuah atom dikelilingi oleh elektron yang bergerak mengelilingi atom dalam sebuah orbit.
Karena semua materi di alam semesta – apakah itu padat, cair, atau gas – terdiri dari atom, ini berarti bahwa hukum revolusi berlaku untuk segalanya mulai dari bintang, planet, bulan, binatang, tanaman, pasir, laut, udara, dan sebagainya.
Hukum ini juga berlaku bagi sel. Sitoplasma dalam sel bergerak di sekitar nukleus.
Merenungkan beberapa fakta di atas, kita akan menyadari bahwa revolusi adalah hukum kosmik. Gambaran lain yang mungkin muncul tentang revolusi adalah thawaf atau mengitari Ka’bah, yang merupakan rukun haji dalam Islam.
Mengitari Ka’bah adalah ibadah simbolis, dan hanya Allah SWT yang tahu apa rahasia di balik thawaf. Hal ini juga sebagai bukti iman seseorang bahwa ia hanya beribadah kepada Allah SWT semata.
“Dan (ingatlah) ketika Kami memberikan tempat kepada Ibrahim di tempat Baitullah (dengan mengatakan): ‘Janganlah kamu menyekutukan sesuatupun dengan-Ku dan sucikanlah rumah-Ku ini bagi orang-orang yang thawaf, orang-orang yang beribadah dan orang-orang yang ruku’ dan sujud. Dan serulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh.” (QS. Al-Hajj: 26-27)
Ini menandakan bahwa Ka’bah adalah pusat orang-orang beriman. Ini merujuk pada ikatan yang erat antara orang beriman dan Tuhannya yakni saat seorang mukmin shalat menghadap ke arah Ka’bah.
BACA JUGA: Ketika Thawaf, Inilah Hal-hal yang Disunnahkan
Para jamaah haji mengelilingi Ka’bah seolah-olah dia adalah makhluk yang mengorbit sesuatu yang lebih besar. Mengelilingi Ka`bah harus dilakukan berlawanan arah jarum jam. Ini menunjukkan bahwa semua hal yang ada di alam semesta ini berasal dari satu sumber, yaitu Allah SWT.
Ini membuktikan kebenaran Islam bahwa tidak ada Tuhan selain Allah SWT. Dengan demikian, Islam adalah agama sejati yang memberi manusia pandangan komprehensif yang sesuai dengan kebenaran ilahi yang sesuai dengan hukum alam semesta. []
SUMBER: QURAN AND SCIENCE