DI balik keterbatasan ekonomi keluarga, tersimpan niat mulia yang dimiliki oleh Tia. Niatnya yang cukup besar untuk menghafal al-Qur’an. Walau dia terlahir dalam keluarga yang bukan berlebel religius, tapi niat yang tulus itu menjadikannya bersatu dengan para pengahafal al-Qur’an.
Di pesantren Ad-Dhuha Purwakarta, inilah tempat Tia menghafal al-Qur’an. Dalam program daurah 40 hari yakni menghafal al-Qur’an dalam jangka waktu 40 hari di tahun 2014. Kini, dia bisa dengan nyaman dan tenangnya menghafal al-Qur’an.
Awalnya, Tia tidak mengetahui akan adanya program tersebut. Mahasiswi UPI Purwakarta ini memulai ceritanya dengan sebuah kertas yang dianggap tidak berguna. Ketika Tia ingin membuang kertas itu, dia membuka terlebih dahulu apa isi kertas tersebut. Dan ternyata kertas itu merupakan selembaran pemberitahuan adanya program itu.
Hatinya seakan terketuk dan bahagia. “Mungkinkah ini petunjuk dari Allah akan keinginanku selama ini?” kata Tia. Dengan begitu, tanpa berpikir panjang, dia memutuskan untuk mengikuti program tersebut.
Tak ada pengalaman khusus bahkan pengetahuan ilmu agama yang kurang. Tapi, Tia memberanikan dirinya mengikuti program itu. Hanya niat dan tekad yang kuat yang dimilikinya. Walau dia harus memulai dari awal, hal itu tidak menjadikannya beban. Terlebih ada sebagian dari peserta lainnya yang memang sudah mempunyai bekal beberapa juz sebelumnya.
Dalam menghafal al-Qur’an, mahasiswi asal Subang ini menghadapi beberapa tantangan. Terutama kesulitannya dalam menghafal al-Qur’an. Tapi, hati dan pikirannya senantiasa dia curahkan pada al-Qur’an. Sehingga dia tetap bersemangat untuk menghafal al-Qur’an.
Tia mendasarkan dirinya pada al-Qur’an surat Thaha ayat 2. Yang berbunyi, “Kami tidak menurunkan al-Qur’an ini kepadamu (Muhammad) agar engkau menjadi susah.”
Ayat itu jelas menerangkan bahwa al-Qur’an itu diturunkan tidak untuk memberikan kesusahan, melainkan untuk memberi kemudahan. Seperti halnya dalam menghafal al-Qur’an. Tidak ada yang sulit bila kita mau mencoba dan berusaha.
Kini, Tia telah hafal dua setengah juz. Sungguh prestasi yang mengagumkan bagi seorang pemula. Semangatnya yang besar untuk menghafal al-Qur’an membuat Tia tidak pernah patah semangat untuk terus belajar dan menghafal. Agar dia dapat mewujudkan keinginannya. Keinginan menjadi orang yang senantiasa dicintai oleh Allah dan keluarganya. [rika/islampos]