LANGIT dan penjuru kota Madinah waktu itu menjadi kelabu. Kabar meninggalnya Rasulullah membuat para sahabat bersedih bahkan beberapa di antaranya ada yang tidak percaya dengan kabar tersebut.
Anas bin Malik berkata, “Aku tidak mendapatkan hari yang lebih indah dan lebih bercahaya dari pada hari di kala Rasulullah memasuki kota Madinah, dan aku tidak pernah menemukan hari yang lebih buruk dan lebih gelap dari pada hari ketika Rasulullah wafat.”
BACA JUGA: Tenyata Kedua Orang Tua Rasulullah hanya Hidup Bersama Selama Sepuluh Hari
Ketika Rasulullah wafat Fatimah berkata, “Wahai ayahku yang telah menjawab panggilan Tuhannya, wahai ayahku yang surga firdaus menjadi tempat tinggalnya, wahai ayahku, kepada Jibril kami mengabarkan kematian ini.”
Bahkan Umar bin Khaththab tidak ingin mempercayai mengenai wafatnya Rasulullah, ia berkata, “Sesungguhnya beberapa orang dari kaum munafik beranggapan bahwa Rasulullah telah wafat! Sesungguhnya Rasulullah itu tidak wafat, akan tetapi pergi menemui Tuhannya sebagaimana Musa bin Imran pergi kepada-Nya, ia pergi meninggalkan kaumnya selama 40 hari, kemudian dia kembali lagi kepada mereka setelah sebelumnya dikabarkan telah mati. Demi Allah, Rasulullah akan benar-benar kembali, sungguh akan kupotong tangan dan kaki mereka yang menganggap bahwa beliau telah mati.”
Abu Bakar lalu datang menuju ke tempat Rasulullah yang sedang ditutupi dengan kain lebar. Abu Bakar membuka wajahnya, kemudian menundukkan kepala kepadanya, lalu menciumnya dan menangis. Selanjutnya ia berkata, “Ayah dan ibuku sebagai tebusan bagimu, Allah tidak akan menyatukan padamu dua kematian, ada pun kematian yang telah ditetapkan oleh Allah atasmu telah engkau alami.”
Abu Bakar datang menemui sahabat yang lainnya. Mereka yang belum percaya dengan kematian Rasulullah, akhirnya percaya setelah Abu Bakar menyampaikan surat Ali Imran ayat 144.
BACA JUGA: Bercermin pada Manajemen Bisnis Rasulullah
وَمَا مُحَمَّدٌ إِلَّا رَسُولٌ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُ ۚ أَفَإِنْ مَاتَ أَوْ قُتِلَ انْقَلَبْتُمْ عَلَىٰ أَعْقَابِكُمْ ۚ وَمَنْ يَنْقَلِبْ عَلَىٰ عَقِبَيْهِ فَلَنْ يَضُرَّ اللَّهَ شَيْئًا ۗ وَسَيَجْزِي اللَّهُ الشَّاكِرِينَ
“Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah Jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun, dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.”
Umar berkata, “Demi Allah! Tidaklah aku mendengar Abu Bakar membacanya, kecuali aku tercengang hingga kedua kakiku tak mampu lagi menyanggahku, kemudian aku terjatuh ke tanah pada saat ia membacanya, pada saat itu baru aku menyadari bahwa Rasulullah telah wafat.” []
Referensi: Sirah Nabawiyah Perjalanan Hidup Rasul yang Agung/ Penulis: Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri/ Penerbit: Darul Haq/ November,2016