UMAR bin Khatthab menjabat sebagai khalifah adalah atas kesepakatan dan kehendak kaum muslimin, dalam hal ini diwakili oleh beberapa orang dari kalangan sahabat yang dimintai pendapatnya oleh Abu Bakar.
Abu Bakar bermusyawarah dengan mereka, dan mereka menyerahkan keputusan kepemimpinan itu sendiri kepada Abu Bakar selaku khalifah pertama.
BACA JUGA: Umar bin Khattab, Sahabat Nabi yang Tidak Menginginkan Dunia
Abu Na’im al-Ashibani mengatakan “Setelah Abu Bakar mengetahui keutamaan, nasihat, kekuatan, dan bantuan ‘Umar yang tulus semasa Abu Bakar menjabat sebagai khalifah, maka tidak ada pilihan baginya selain menjatuhkan pilihannya pada ‘Umar. Para sahabat pun memiliki persepsi yang sama terhadap ‘Umar sebagaimana Abu Bakar.
Dan ketika Abu Bakar sakit dan tatkala kematian hampir tiba, Abu Bakar memanggil ‘Umar lalu berkata dihela-hela nafasnya, “Wahai ‘Umar, bertakwalah kepada Allah, dan ketahuilah bahwa Allah memerintahkan suatu amalan pada siang hari yang tidak akan diterimanya pada malam hari. Dan Dia memerintahkan suatu amalan pada malam hari yang tidak akan diterima-Nya pada siang hari. Dan bahwasanya Dia tidak akan menerima yang sunah hingga terlaksananya yang wajib. Dan beratnya timbangan amalan seseorang di Hari Kiamat adalah karena ketika di dunia, ia mengikuti kebenaran, dan kebenaran itulah yang memberatkan timbangan tersebut. Ketika Allah memanggil penduduk surga, lalu Dia menyampaikan amalan-amalan terbaiknya, dan mengenyampingkan (mengampun amalan buruk yang telah mereka perbuat. Dan ketika aku bercerita tentang mereka (penduduk surga), kukatakan bahwa sungguh aku takut apabila tidak bersama mereka. Ketika Allah memanggil penduduk neraka, lalu Allah menyampaikan amalan- amalan buruknya dan menolak amalan baiknya, dan ketika aku bercerita tentang mereka (penduduk neraka), maka kukatakan bahwa sungguh aku tidak ingin bersama mereka. Hal ini aku ceritakan agar engkau menjadi hamba yang berharap (raghib) dan takut (rahib), dan tidak berangan-angan pada Allah dan tidak pula berputus asa dari rahmat Allah. Dan apabila engkau mengindahkan nasihatku, tidak ada hal gaib yang lebih engkau sukai daripada kematian yang telah pasti mendatangimu. Apabila engkau mengabaikan nasihatku, tidak ada hal gaib yang lebih engkau benci daripada kematian yang tidak mampu engkau lawan.” []
Sumber: Ahmad Hatta MA., dkk. Januari 2015. The Golden Story of ‘Umar bin Khaththab. Jakarta Timur: Maghfirah Pustaka.