NILAI cinta dalam ukhuwah begitu tinggi. Sedemikian tingginya, baginda Rasulullah shalallahu alaihi wasallam menyetarakannya dengan nilai keimanan. Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda. “Tidaklah beriman seseorang di antara kamu sehingga ia mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri.”
Nasihat Rasulullah shalallahu alaihi wasallam itu memang bukan sekadar teori. Teori yang enak diucapkan dan didiskusikan, tapi sulit dibuktikan.
BACA JUGA: Sambutan bagi Nabi ketika Tiba di Kota Madinah
Sepanjang perjalanan hidupnya, baginda Rasul banyak memberikan keteladanan soal ukhuwah. Dan para sahabat pun mencontohnya. Bagaikan mata air di pegunungan, kiprah mereka seperti tak pernah habis untuk diteladani.
Zaman berubah. Dan generasi pun berganti. Tapi, keteladanan itu terus mengalir jernih. Saat ini, tidak sedikit para ikhwan dan akhwat yang mencoba meneladani Rasul dalam berukhuwah. Mereka seperti ingin bergabung dalam kumpulan para sahabat yang cinta kepada sesamanya diabadikan Alquran dalam surah Al-Hasyr ayat sembilan.
BACA JUGA: Wasiat-wasiat Nabi pada Sang Putri
“Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshar) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah kepada mereka. Dan mereka tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (orang Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri. Sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu). Dan siapa yang dipelihara dari kekirian dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung.” []