HARUS diketahui bahwa setan berusaha keras menjerumuskan seorang muslim dari salah satu dari dua masalah: Melakukan amalan karena riya (ingin dipuji) dan sum’ah (ingin didengarkan) sehingga tidak ikhlas karena Allah, atau menjadikannya meninggalkan amal tersebut sama sekali.
Seorang muslim yang jujur dalam niatnya, tidak mempedulikan bisikan setan bahwa amalnya adalah untuk selain Allah. Karena hati yang benar keimanannya tidak mempedulikan apa yang dilontarkan setan untuk meninggalkan ketaatan kerena khawatir riya. Orang yang tenang akan sama sikapnya, baik dalam amal tersembunyi maupun yang tampak.
BACA JUGA: Keutamaan Shalat Tahajjud, oleh Ustadz Adi Hidayat, Lc., MA.
Syekh Ibnu Baz rahimahullah ditanya, “Saya takut dari riya dan mewaspadainya sampai pada tingkat saya tidak dapat memberikan nasehat kepada sebagian orang atau melarang mereka dari masalah tertentu seperti gibah (mengguncing), namimah (mengadu domba) dan semisal itu. Saya takut hal itu riya dari diriku dan saya khawatir sebagian orang menyangka (negatif) pada diriku dan menyangka hal itu riya, maka saya tidak memberi nasehat sedikitpun kepada mereka. Saya pun berkata dalam hati, ‘Mereka adalah orang-orang terpelajar, tidak membutuhkan nasihat.’ Apa nasihat anda?