SETIAP shalat, kita tentu membaca surah al-Fatihah, dan di ujung surah tersebut, kita selalu meminta kepada Allah ta’ala agar diberi petunjuk ke ‘jalan yang lurus’, dan tidak ke jalan al-maghdhub ‘alaihim (yang dimurkai), dan bukan pula jalan adh-dhaalliin (yang tersesat). Namun, tahukah Anda siapa yang dimaksud dengan ‘yang dimurkai’ dan ‘yang tersesat’ tersebut?
Imam al-Hafizh Ibnu Katsir, dalam kitab tafsir beliau, menyatakan bahwa ‘yang dimurkai’ itu adalah orang-orang yang memiliki ilmu (mengetahui kebenaran) tapi mereka meninggalkan kebenaran tersebut, dan mereka adalah orang-orang Yahudi.
BACA JUGA: Ketika Nabi Bayar Utang kepada Seorang Yahudi
Sedangkan ‘yang tersesat’ adalah orang-orang yang ingin mencapai sesuatu, namun mereka tidak mengetahui jalan untuk mencapainya, dan mereka adalah orang-orang Nasrani.
Yahudi memiliki ilmu tapi tak mengamalkan ilmunya, sedangkan Nasrani beramal tanpa ilmu. Keduanya adalah jalan yang harus dihindari oleh setiap muslim. Namun anehnya, di masa sekarang banyak muslim yang mengikuti jalannya Yahudi dan Nasrani. Semoga kita tidak termasuk di dalamnya.
Rujukan: Tafsir al-Qur’an al-‘Azhim karya Imam Ibnu Katsir, tafsir surah al-Fatihah ayat ke-7.
Facebook: Muhammad Abdul Negara