SEBAGIAN besar kaum laki-laki saat ini merasa begitu berat untuk melangkahkan kaki kemasjid dan enggan untuk melaksanakannya. Mungkin dikarenakan pahala yang didapat besar yaitu 27 derajat dibandingkan shalat sendiri, ujianya pun semakin berat.
Banyak alasan yang dilontarkan seperti lelah, capek, sibuk, jauh menuju masjid ataupun alasan lainnya. Padahal jika berkaca kepada pemuda ini, alasan apapun tak akan berarti ketika nanti dihadapan Allah.
Adam Ibrahim masih berusia 17 tahun. Meski tidak memiliki kaki dan tangan, ia enggan meninggalkan shalat berjamaah di masjid. Yang dilakukannya untuk sholat berjama’ah di mesjid adalah dengan menggelindingkan tubuhnya. Ia pun melaksanakan shalat dalam posisi berbaring.
Selain rajin melaksanakan shalat di masjid setiap waktunya, Adam juga kini belajar menghafal Al Qur’an di Pondok Pesantren Daarul Qur’an pimpinan Ustad Yusuf Mansur.
Bagi kita yang banyak alasan untuk Shalat berjamaah, Allah akan mendatangkan sosok seperti pemuda ini yang tak memiliki tangan dan kaki. Allah pun akan bertanya tentang keadaannya dan ia menjawab bahwa ia tidak merasa lelah.
Bahkan nanti akan dihadapkan pula orang seperti Syaikh Ahmad Yasin yang ketika di dunia untuk menolehkan wajahnya saja tidak bisa. Meskipun begitu, ia tetap melaksanakan shalat berjamaah di masjid.
Lantas alasan apalagi yang harus kita kemukakan jika berhadapan dengan sosok shaleh seperti Adam?
Di zaman Rasulullah pun pernah seorang buta bernama Abdullah Ibnu Ummi Maktum mengadu kepada Rasulullah bahwa tak ada seorang pun yang menuntunnya menuju masjid. Atas hal tersebut, ia meminta keringanan agar tidak dibebankan shalat berjamaah ke masjid. Lantas Rasulullah pun memberinya keringanan.
Namun ketika Ummi Maktum akan beranjak, Rasulullah kemudian bertanya kepadanya, “Apakah engkau mendengar adzan?”
Abdullah Ibnu Ummi Maktum menjawab, “Ya Rasulullah”.
Rasul pun bersabda, “Penuhilah seruan (adazan) itu.”
Allahu Akbar, jika yang buta dan tidak memiliki tangan ataupun kaki diperintah melaksanakan shalat berjamaah di masjid, lantas bagaimana dengan kita yang normal dan mampu melihat? []
Sumber: kabarmakkah