TIDUR lagi selepas mengerjakan shalat shubuh termasuk perbuatan yang sia-sia dan terlaknat. Tak ada manfaat di dalamnya selain bisa menghalangi keberkahan dan rezeki.
Sungguh mereka yang tidur lagi setelah shubuh telah terhalangi dari kebaikan yang agung, seperti keutamaan dzikir pagi sore, rezeki, barakah, taklim pagi dan bahkan dengan itu mereka telah menyelesihi petunjuk Nabi SAW dan para shahabatnya.
BACA JUGA: Hukum Kerjakan Shalat Subuh ketika Matahari Sudah Terbit karena Kesiangan
Rasul dan para shahabatnya biasa duduk-duduk untuk berdzikir atau membaca al-Quran sampai matahari naik setinggi tombak. Sebagaimana hal ini dikabarkan Jabir bin Samurah ra, beliau ditanya oleh Simak bin Harb:
“Mungkin Anda pernah duduk-duduk bersama Rasulullah SAW? Dia menjawab; ‘ya, dan hal itu pada banyak kesempatan, Beliau SAW tidak pernah beranjak dari tempat shalatnya ketika subuh atau pagi hari hingga matahari terbit, jika matahari terbit, maka beliau beranjak pergi. Para sahabat seringkali bercerita-cerita dan berkisah-kisah semasa jahiliyahnya, lantas mereka pun tertawa, namun beliau hanya tersenyum.” (HR. Muslim)
Beberapa ulama juga melarang tidur lagi setelah shalat subuh.
Berkata al-‘Ijly rahimahullah: Tidur terbagi menjadi tujuh macam; Tidurnya orang lalai, tidurnya orang yang celaka, tidurnya orang yang dilaknat, tidurnya orang yang mendapat hukuman, tidurnya orang yang dalam keadaan lega, tidurnya orang yang mendapatkan rahmat dan tidurnya orang yang mendapatkan penyesalan. Adapun;
1.Tidurnya orang lalai, yaitu tidur ketika berada di majelis dzikir (ilmu),
2.Tidurnya orang yang celaka, yaitu tidur di waktu shalat,
3.Tidurnya orang yang dilaknat, yaitu tidur pada waktu shalat shubuh,
4.Tidurnya orang yang mendapat hukuman, yaitu tidur seusai shalat shubuh,
5.Tidurnya orang yang dalam keadaan lega, yaitu tidur sebelum dzuhur,
6.Tidurnya orang yang mendapatkan rahmat, yaitu tidur setelah shalat isya,
7.Tidurnya orang yang mendapatkan penyesalan, yaitu tidur pada malam hari jumat.
BACA JUGA: Awali Hari dengan Shalat Shubuh
Sesungguhnya Ibnu ‘Abbas pernah melihat salah satu anaknya tidur di pagi hari, maka beliau mengatakan kepadanya: “Bangunlah, apakah engkau tidur di waktu yang mana padanya rizqi (Allah) sedang dibagi-bagikan!”
Seorang muslim yang cerdik adalah dia pandai dalam membagi waktu dan memanfaatkannya, karena waktu dan umur yang Allah berikan kepada kita, semua akan dimintai pertanggung jawabannya. []
SUMBER: ATSAR